Zat Gizi yang di Khawatirkan tidak terdapat dalam Pola Makan Vegetarian

Beberapa diet vegetarian membuktikan bahwa mengadopsi pola makan vegetarian dapat berdampak baik bagi tubuh. Namun, terdapat juga beberapa kekhawatiran mengenai defisiensi nutrisi pada orang yang hanya mengonsumsi sayur sehari-harinya. Beberapa zat gizi yang dikhawatirkan tidak terdapat dalam pola makan vegetarian adalah:

– Protein. Vegetarian tipe lacto-ovo (mengonsumsi telur dan produk susu) mendapatkan kandungan protein yang cukup dari telur dan produk susu yaitu sekitar 0.4 gram per lbs dari berat badan per hari). Untuk memenuhi kebutuhan protein sehari-hari, vegetarian harus mengonsumsi banyak variasi sayur-sayuran yang dapat membantu vegans mendapatkan protein yang dibutuhkan. Contohnya kacang-kacangan, biji-bijan, kedelai, dan serat seperti gandum, jail, dan nasi merah.

– Vitamin B12. Vitamin B12 hanya dapat ditemukan dalam daging-dagingan. Namun vitamin ini juga dapat ditemukan dalam telur dan produk susu. Vegetarian yang sama sekali tidak mengonsumsi telur dan produk susu dapat mengonsumsi suplemen makan B12 yang dapat memperkecil kemungkinan terkena penyakit saraf dan anemia.

– Zat besi. Zat besi pada daging lebih mudah diserap daripada zat besi pada tumbuhan yang dikenal sebagai non-heme iron. Penyerapan non-heme iron dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi vitamin C dan asam lainnya yang ditemukan pada buah dan sayur.

– Asam lemak Omega-3. Orang-orang yang mengadopsi pola makan yang tidak mengonsumsi ikan atau telur dapat memiliki EPA dan DHA yang rendah. Tubuh kita dapat mengkonversikan ALA pada sayur-sayuran menjadi EPA dan DHA, namun penyerapan ini tidak efisien. Vegans mendapatkan DHA dari supplement algae yang dapat meningkatkan DHA dan EPA. Salah satu Sumber ALA yang baik adalah flaxseed, walnuts, minyak canola, kedelai.

Catatan: ALA atau Alpha Lipoic Acid dapat mengurangi inflamasi dan dapat menurunkan kemungkinan terserang penyakit kronis seperti penyakit jantung dan arthritis. ALA juga penting untuk perkembangan dan kesehatan otak.

Referensi:
1. Harvard Medical School. 2016. Becoming a Vegetarian. [online] Available at: http://www.health.harvard.edu/staying-healthy/becoming-a-vegetarian.
2. University of Marlyand Medical Center. 2017. Alpha-linolenic Acid. [online] Available at: http://www.umm.edu/health/medical/altmed/supplement/alphalinolenic-acid.