Segudang Manfaat Dari Si Kecil Manis, Leci

Leci atau yang dikenal dengan nama latin Litchi chinensis Sonn. adalah buah subtropis, berair dan lezat yang termasuk dalam famili Sapindaceae dan sub familinya Nepholea. Pohon leci biasanya memiliki batang pendek yang tebal dan kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, cabang-cabangnya mengkilat, daunnya berwarna hijau tua, dan dapat tumbuh hingga 15-20 m di negara asal, sementara di daerah lain hanya mencapai ketinggian 6-8 m.

Buah leci mirip dengan stroberi, berukuran kecil, dapat berbentuk bulat, lonjong ataupun hati, awalnya berwarna hijau dan setelah matang berwarna merah muda atau kemerahan. Buah leci memiliki kulit tipis dan kaku yang mudah lepas. Bagian buah leci yang dapat dimakan adalah daging buah berwarna putih hingga krem, tembus cahaya yang mengelilingi biji yang mengkilap dan berwarna coklat. Buah leci memiliki berat rata-rata 18,39 gram, yang terdiri dari 27,08% kulit, 50,90% daging buah, dan 22,02% biji.

Buah leci banyak dibudidayakan di provinsi Cina Guangdong, Guangxi, Fujian dan Sichuan selama lebih dari 4000 tahun. Buah leci pertama kali diperkenalkan di Burma pada abad ke-17, yang kemudian diperkenalkan di India dan Hindia Barat selama abad ke-18, dan ke bagian tropis dan subtropis lainnya pada abad berikutnya. Sekarang, leci menempati tempat penting sedang dibudidayakan di banyak daerah, terutama di Cina, India, Vietnam, Thailand, Bangladesh, Indonesia, Filipina, Nepal, Afrika Selatan, Australia, serta Amerika Serikat.

Ketertarikan pada tanaman ini dikaitkan dengan kebaikan buahnya dan nilai gizinya yang tinggi. Di Cina, buah leci dikenal sebagai raja buah, karena rasanya yang enak dan nilai gizi yang luar biasa. Daging buahnya ternyata kaya akan nutrisi termasuk karbohidrat (polisakarida) dan serat, sementara lipid dan protein hanya terdapat sedikit.

Di luar perbedaan antara kultivar dari berbagai asal, terdapat efek menguntungkan dari buah leci sebagian terkait dengan tingginya kandungan zat gizi mikro termasuk vitamin (B1, B2, B3, B6, C, E, K), karotenoid, mineral (kalium, tembaga, besi, magnesium, fosfor, kalsium, natrium, seng, mangan, dan selenium), dan polifenol (oligonol dan flavonoid), yang sangat terwakili dibandingkan dengan buah-buahan tropis lainnya. Buah leci mengandung 66 kalori per 100 gram, yang mengandung karbohidrat 16.53 gram, lemak 0.44 gram, protein 0.83 gram, serat 1.30 gram, dan air 81.76 gram.

Ada beberapa manfaat kesehatan yang didapat dari mengonsumsi buah leci, yaitu :

1. Meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh

Pada buah leci mengandung vitamin B1, B2, B3, B6, C, E, K. Vitamin tersebut, terutama vitamin C dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin C telah terbukti dapat menjaga sistem kekebalan tubuh dan jika kekurangan mengonsumsi vitamin C akan membuat tubuh mudah terserang penyakit. Selain vitamin, oligonol yang berlimpah pada buah leci diperkirakan bertindak sebagai anti virus sebagai antioksidan di dalam tubuh. Oleh karena itu, dengan mengonsumsi buah leci secara cukup tubuh akan terlindungi dari serangan virus dan bakteri penyebab infeksi.

2. Menurunkan risiko terkena penyakit kanker

Studi telah menemukan bahwa kandungan polisakarida dan polifenol yang cukup tinggi dalam buah leci membuatnya memiliki potensi efek anti kanker atau pencegah penyakit kanker. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa polisakarida yang diekstrak dari daging buah leci segar dapat menahan proliferasi sel kanker. Polifenol yang diperoleh dari perikarp leci terdiri dari flavonoid, procyanidins, dan epicatechins. Flavonoid merupakan senyawa antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung flavonoid secara rutin dapat membantu mengurangi resiko terserang penyakit kanker.

3. Menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler

Buah leci kaya mineral, salah satunya adalah kalium, sehingga sangat baik untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Kalium merupakan komponen penting dari cairan sel tubuh yang mengontrol detak jantung dan tekanan darah agar tetap stabil. Asupan kalium yang cukup juga akan mengurangi risiko penyempitan pembuluh arteri sehingga gangguan jantung dapat dihindari. Dengan demikian, buah leci dapat memberikan perlindungan terhadap risiko penyakit kardiovaskuler.

4. Menurunkan risiko terkena penyakit tumor

Oligonol adalah ekstrak leci yang kaya akan polifenol yang diproses untuk mengubah proanthocyanidins dengan berat molekul tinggi menjadi senyawa bermolekul rendah untuk meningkatkan bioavailabilitas. Beberapa penelitian mengaitkan sifat antitumor dengan oligonol. Oligonol menunjukkan perilaku sebagai agen pencegahan tumor karena dapat menghambat pembentukan adenoma yang diprakarsai oleh azoxymethane dan dekstran sulfat natrium di usus besar.

5. Menjaga kadar glukosa darah

Ekstrak polifenol, oligonol, telah menunjukkan efek yang menguntungkan pada berbagai penyakit kronis dan telah terbukti menunjukkan efek perbaikan pada perubahan yang diinduksi diabetes dan gangguan ginjal yang terkait dengan stres oksidatif. Efek ini dapat dianggap berasal dari proanthocyanidins yang telah dilaporkan menunjukkan bioaktivitas yang bermanfaat dalam banyak penelitian. Oligonol dari buah leci dapat meringankan gejala poliuria, polidipsia, dan hiperfagia pada tikus diabetes yang diobati dengan streptozotocin.

Ditemukan pula penurunan glukosa darah dan urin pada tikus diabetes. Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak polifenol leci secara efektif mengatur metabolisme glukosa dengan menghambat α-glukosidase (enzim kunci yang mengkatalisis langkah terakhir pencernaan karbohidrat). Selain itu, kandungan serat yang ada di dalam buah leci dapat membantu memperlambat proses penyerapan glukosa pada usus. Dengan melambatnya proses penyerapan tersebut membuat kadar glukosa darah tidak akan melonjak secara drastis.

6. Berperan sebagai anti inflamasi

Antioksidan flavonoid di dalam buah leci dapat dimanfaatkan sebagai obat anti inflamasi alami yang aman bagi tubuh. Efek anti inflamasi ini ditunjukkan melalui penghambatan produksi NO (Nitric Oxide). Asupan flavonoid yang cukup akan mempercepat penggantian sel-sel dan jaringan tubuh yang telah rusak akibat radang atau radikal bebas. Selain itu, vitamin c juga akan membantu tubuh dalam mengembangkan resistensi terhadap agen infeksi dari penyakit berbahaya, radikal bebas, dan anti inflamasi.

7. Berperan sebagai anti obesitas

Buah leci mampu membantu untuk menurunkan berat badan dan melancarkan pencernaan. Hal ini dikarenakan kandungan serat yang terdapat didalamnya dapat membantu mengontrol pergerakan usus agar lebih aktif mencerna makanan dan menurunkan resiko sembelit, sehingga lebih mudah mengeluarkan feses. Selain itu, kandungan polifenol pada leci secara efektif mampu menurunkan berat badan dan mengurangi lemak pada perut.

Investigasi menunjukkan serangkaian panjang senyawa kesehatan yang bermanfaat, sehingga pada tahun 2012 buah leci dimasukkan dalam daftar makanan fungsional. Walaupun memiliki segudang manfaat, tetapi jika mengonsumsi buah leci berlebihan akan menjadi berbahaya untuk kesehatan. Para peneliti dari US Centers for Disease Control and Prevention and India’s National Centre untuk pengendalian penyakit menemukan, buah leci menjadi dalang di balik meninggalnya ratusan anak di India dalam dua dekade belakangan. Jika buah leci dikonsumsi secara berlebihan, buah leci dapat menjadi racun dan bahkan berakibat fatal.

Racun atau toksin alami dalam buah leci dikaitkan dengan toksisitas yang menyebabkan ensefalopati (perubahan struktur atau fungsi otak). Jika buah leci dikonsumsi oleh orang yang memiliki gula darah rendah atau kekurangan gizi, racun pada buah leci dapat menyebabkan gula darah orang tersebut menjadi semakin rendah atau terkena hipoglikemia. Kadar gula rendah dalam tubuh akan memicu metabolisme asam lemak untuk menghasilkan glukosa. Namun proses tersebut terganggu oleh racun hypoglycin dan methylenecyclopropyl glisin dalam leci yang mengakibatkan kadar gula darah semakin rendah hingga akhirnya terserang radang otak.

 

Referensi :

  • Emanuele, S., Lauricella, M., Calvaruso, G., D’Anneo, A., & Giuliano, M. 2017. Litchi chinensis as a Functional Food and a Source of Antitumor Compounds: An Overview and a Description of Biochemical Pathways. Nutrients, 9(9): 992.
  • Estela, d., Celeste, M., Denise, A. and Mariana, A. 2015. Anti-nutritional compounds in fresh and dried lychee fractions (Litchi chinensis Sonn.). African Journal of Agricultural Research, 10(6): 499-504.
  • Meera Senthilingam, C. 2017. Fruits and veggies that could poison you. [online] CNN. Available at: <https://edition.cnn.com/2017/04/10/health/fruits-poison-litchee-ackee-nerve-disease/index.html> [Accessed 26 June 2021].
  • Setyanti, C. A. 2017. Buah Leci Picu Penyakit Otak Mematikan di India. [online] CNN. Available at: <https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170206095310-255-191496/buah-leci-picu-penyakit-otak-mematikan-di-india> [Accessed 26 June 2021].
  • Sun, W., Shahrajabian, M., Shen, H. and Cheng, Q., 2021. Lychee (Litchi chinensis Sonn.), the King of Fruits, with Both Traditional and Modern Pharmacological Health Benefits. Pharmacognosy Communications, 11(1): 22-25.
  • Suryana, Dayat. 2018. Manfaat Buah. Bandung: CreateSpace Independent Publishing Platform.
  • Zhao, L., Wang, K., Wang, K., Zhu, J. and Hu, Z., 2020. Nutrient components, health benefits, and safety of litchi ( Litchi chinensis Sonn.): A review. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 19(4): 2139-2163.


Written by akg

Leave a Reply