Kita pasti tidak asing dengan nasi atau beras. Sebagai orang Indonesia, konsumsi beras merupakan hal yang sangat umum kita alami sehari-hari. Namun, saat ini semakin banyak orang yang punya pandangan buruk akan beras, khususnya beras putih dan mulai mengurangi konsumsinya atau menggantingnya dengan jenis beras lain. Apakah memang beras itu tidak baik ? Yuk simak jawabannya di info gizi kali ini!
Beras merupakan salah satu jenis padi-padian, dan dipercaya sebagai salah satu jenis padi-padian tertua yang sudah ada sekitar 5000 tahun. Beras menjadi salah satu jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi lebih dari setengah populasi dunia, terutama di daerah Asia selatan dan timur. Jenis beras yang paling banyak dikonsumsi adalah beras putih, namun saat ini jumlah konsumsi beras cokelat mulai meningkat di negara barat karena efek kesehatan yang dihasilkan.
Kandungan utama beras adalah karbohidrat dengan sedikit protein namun tanpa lemak. Informasi nilai gizi dari 100 gram beras putih masak dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Kalori
130 kkal

Protein
2,4 gram

Karbohidrat
28,7 gram

Lemak
0,2 gram
Beras terutama terdiri atas karbohidrat. Karbohidrat dalam beras terutama dalam bentuk pati, sekitar 90% dari total berat kering dan 87% dari total kalori. Pati merupakan bentuk karbohidrat yang paling umum dalam makanan, dibentuk oleh rantai panjang glukosa yang dikenal dengan amilosa dan amilopektin. Amilosa dan amilopektin mempunyai fungsi yang berbeda, namun keduanya berkontribusi menentukan tekstur dan proses pencernaan nasi dalam tubuh. Nasi yang mengandung amilosa tinggi akan sulit mempunyai tekstur yang lengket serta membuat pati lebih lambat dicerna. Sedangkan, nasi yang mengandung amilopektin tinggi akan mempunyai tekstur yang lengket serta mempercepat proses pencernaannya. Proses pencernaan yang terlalu cepat menjadi salah satu nilai negatif dari makanan tinggi karbohidrat karena dapat meningkatkan gula darah dengan cepat.
Jenis beras tertentu mengandung serat dengan jumlah yang cukup baik untuk tubuh, contohnya beras cokelat mengandung 1,8% serat. Sedangkan, beras putih mengandung sangat sedikit serat yaitu sekitar 0,3%. Kedua jenis beras mengandung pati tahan cerna yang membantu berkembangnya bakteri baik dalam usus. Pada usus besar, pati tahan cerna membantu pembentukan asam lemak bebas rantai pendek yang meningkatkan kesehatan usus besar dan mengurangi risiko kanker usus besar.

 

Sumber :
Arnarson, A. 2017. Rice 101: Nutrition facts and health effects. Healthline Media

Written by akg

Leave a Reply