Pasti kita tidak asing dengan istilah PMS atau premenstrual syndrome. Sebenarnya PMS itu beneran ada atau cuma karangan aja sih ? Simak pembahasan PMS di bawah ini yuk!
Premenstrual syndrome merupakan gangguan yang umum terjadi pada wanita. Beberapa hari sebelum periode menstruasi datang, seorang wanita sering mendapat gejala dari gangguan menstruasi, baik rasa tidak nyaman pada daerah perut sampai terjadinya ketidakstabilan emosi dan hal ini kita kenal dengan premenstrual syndrome (PMS) atau sindroma premenstruasi.
Sindroma premenstruasi merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, maupun emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita; gejala biasanya timbul 6-10 hari sebelum menstruasi dimulai. Mayoritas wanita usia produtif merasa gejala premenstruasi pada sebagian besar siklus menstruasi. Keparahan dan frekuensi gejala yang dialami bisa berbeda-beda antara masing-masing siklus. Gejala yang paling parah dan sering pada sindroma premenstruasi adalah iritabilitas emosional dan tingkah laku, depresi, gelisah, kelelahan, konsentrasi berkurang, pembengkakan, rasa tidak nyaman pada payudara, serta rasa nyeri di daerah perut.
Saat ini, rata-rata usia pubertas adalah 12 tahun. Sedangkan, rata-rata usia menopause adalah 51 tahun. Maka rata-rata seorang wanita mengalami lebih dari 450 kali siklus menstruasi selama hidupnya. Karena itu, sindrom premenstruasi bisa menjadi masalah yang cukup berat walau hanya terjadi 2-3 hari dalam satu siklus menstruasi tetapi berlangsung terus menerus. Selain itu, gejala premenstruasi dapat memberi pengaruh negatif terhadap aktivitas sehari-hari yang dijalankan invidu bersangkutan. Sebanyak 80% wanita dengan sindroma premenstruasi mengatakan bahwa produktifitas kerjanya berkurang selama sekitar satu minggu per bulan karena adanya gejala premenstruasi. Studi epidemiologi menunjukkan kurang lebih 20% wanita usia reproduksi mengalami gejala PMS sedang sampai berat.
Terdapat kurang lebih 200 gejala yang dihubungkan dengan PMS, namun gejala yang paling sering ditemukan adalah iritabilitas dan disforia. Gejala biasanya mulai terasa 6-10 menjelang menstruasi dan berupa gejala fisik maupun psikis yang dapat menganggu aktivitas. Namun, gejala ini seringkali hilang setelah menstruasi dimulai. Gejala sindroma premenstruasi meliputi gejala fisik, emosi, dan perilaku. Gejala fisik diantaranya; kelemahan umum, jerawat, nyeri kepala, punggung, perut bagian bawah, dan payudara. Seringkali juga terjadi gangguan saluran cerna seperti rasa kembung, konstipasi, diare, perubahan nafsu makan, dan food cravings. Gejala emosi dan perilaku meliputi; mood swings, mudah tersinggung, depresi, cemas, gangguan konsentrasi, insomnia. Tidak semua tanda dan gejala di atas selalu muncul, namun seorang wanita disebut mengalami sindroma premenstruasi jika merasakan satu gejala emosi dan satu gejala fisik yang dialami saat premenstruasi.
Sumber : Ramadani, M. 2013. Premenstrual Syndrome (PMS). Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.7 (1).
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.