Organ milik orang dewasa biasanya kurang bisa beradaptasi dengan stres lingkungan maupun fisiologis. Sebagai contoh, orang yang baru beranjak dewasa mudah menyesuaikan diri dengan berbagai tingkat asupan cairan dan sodium karena kemampuan ginjal untuk menjaga keseimbangan cairan. Seiring dengan bertambahnya usia, ginjal kehilangan kemampuannya untuk memusatkan produk limbah, yang menyebabkan peningkatan output urin dan risiko dehidrasi lebih besar. Hati yang menua kurang efisien dalam memecah obat-obatan terlarang atau alkohol. Sedangkan jantung yang mengalami penuaan tidak memiliki daya tahan untuk menopang peningkatan aktivitas fisik secara tiba-tiba. Pankreas menjadi kurang tepat dalam mengatur kadar glukosa darah, dan kontrol kandung kemih bisa menurun seiring bertambahnya usia.
Sebagai hasil dari keterikatan silang protein abnormal, jaringan ikat dan pembuluh darah menjadi semakin kaku. Nyeri sendi, tekanan darah tinggi, dan gangguan aliran darah juga merupakan konsekuensinya. Kulit orang dewasa bisa menjadi kurus, kering, dan rapuh. Memar dan luka goresan pada kulit mudah terjadi dan lambat untuk sembuh. Pertumbuhan kuku yang melambat dan kerontokan rambut sering terjadi pada pria dan wanita usia lanjut. Jumlah neuron di otak pun mengalami penurunan seiring bertambahnya usia, mengganggu ingatan, refleks, koordinasi, dan kemampuan belajar.
Tentu kita semua tidak dapat mengelak dari bertambahnya usia. Namun, dalam kebanyakan kasus, orang dewasa yang lebih tua dapat melakukan penyesuaian diri dengan perubahan terkait usia ini melalui penyesuaian gaya hidup ringan seperti makan makanan dan makanan ringan secara teratur dan memastikan asupan cairan yang memadai. Diet kaya vitamin C dan A, seng, tembaga, dan protein dapat dilakukan ntuk mengurangi keparahan dari efek bertambahnya usia.
Sumber: Manore, Melinda, dkk. 2011. The Science of Nutrition. 2nd ed. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.