Penuaan merupakan suatu proses yang lazim dialami setiap orang dan tidak bisa kita hindari. Suatu saat nanti, kita juga akan sampai pada tahapan menjadi seorang lansia. Seseorang yang disebut manual menurut Depkes RI (2009) merupakan seseorang dengan usia diatas 65 tahun.
Malnutrisi, baik gizi kurang maupun gizi lebih, merupakan suatu masalah yang umum terjadi pada lansia. Malnutrisi sendiri dapat membawa dampak yang serius seperti penurunan kesehatan secara umum, peningkatan morbiditas dan mortalitas, peningkatan waktu di rumah sakit, dan penurunan proses penyembuhan luka. Gizi kurang terjadi ketika asupan kalori per hari lebih rendah daripada yang direkomendasikan. Pada lansia, kasus gizi kurang lebih umum terjadi dan prevalensinya sekitar 15%.
Proses penuaan tidak dapat terhindar dari adanya perubahan fisiologis yang kebanyakan mempengaruhi status gizi secara negative. Misalkan, penurunan indra penciuman dan perasa akan membuat seseorang yang sudah lanjut usia memiliki penurunan nafsu makan. Selain itu, adanya kesehatan mulut yang menurun seperti gigi tanggal juga dapat menimbulkan kesulitan mengunyah yang seringkali menyebabkan lansia memiliki pola makan yang sama berulang-ulang atau kualitas gizi yang rendah. Semua ini dapat meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi. Penurunan indra penglihatan, pendengaran, dan terbatasnya mobilitas akan menurunkan kemampuan lansia untuk membeli ataupun menyiapkan makanannya sendiri.
Selain itu, dengan adanya perubahan-perubahan fisiologis seringkali lansia mengonsumsi obat-obatan. Obat-obatan yang dikonsumsi dapat menyebabkan malnutrisi karena adanya interaksi antara obat-obatan dengan zat gizi yang kebanyakan menurunkan absorpsi zat gizi. Lansia yang mengalami demensia juga dapat mengalami perubahan perilaku yang menghalangi proses konsumsi makanan.
Selain perubahan fisiologis, lansia juga mengalami perubahan secara sosial. Misalkan seorang lansia tinggal seorang diri, seringkali ada penurunan keinginan untuk makan atau menyiapkan makanan yang baik untuk diri sendiri. Lansia juga dapat memiliki keterbatasan finansial yang dapat membatasi akses pada makanan. Selain itu, pilihan makanan juga dapat menjadi terbatas karena adanya penurunan kemampuan untuk membeli dan menyiapkan makanan.
Efek kumulatif dari setiap perubahan yang ada selama proses penuaan dapat secara bertahap menuju pada gizi kurang, yang sering kali tidak terdiagnosis. Karena itu diperlukan pemeriksaan dini akan malnutrisi pada lansia.
Ching, L. (n.d.) Why the Elderly are Prone to Malnutrition. SingHealth. Available at: https://www.healthxchange.sg/seniors/ageing-concerns/causes-elderly-malnutrition
Nestle Nutrition Institute. (n.d.) Causes of Malnutirion in the Elderly. Available at: https://www.mna-elderly.com/causes_of_malnutrition.html

Written by akg

Leave a Reply