Seberapa sering kamu merasa lapar di malam hari? Atau seberapa sering kamu ngemil di jam yang seharusnya istirahat malam? Mungkin kamu harus hati-hati karena bisa saja kamu terkena night eating syndrome (NES). Apa itu night eating syndrome?

Kita tahu bahwa berat badan yang tidak ideal adalah hasil dari pola makan yang kacau. Kita melihat sebagai hal yang sepele, tetapi jika dibiarkan terus-menerus akan merubah patterns yang seharusnya. Seperti salah satu contoh, kamu tidak sarapan pagi, sehingga kamu akan makan di jam ‘breaklunch’. Kemudian makan siang pukul 15.00, dan merasa lapar saat sebelum tidur. Hal ini merubah ritme biologis tubuh. Keterlambatan proses biologis ini mengganggu jam tidur, sehingga mengakibatkan anorexia pada pagi hari dan insomnia pada malam hari karena lapar.

Night eating syndrome saat ini tidak dianggap sebagai eating disorder, tetapi dianggap sebagai penyebab eating disorder. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli obesitas di Australia menemukan keterkaitan antara night eating syndrome (NES) dan nocturnal snacking dengan obesitas. Para responden diberikan pertanyaan sederhana (bisa juga dicek untuk diri kita sendiri) :
1. Apakah Anda sering tidak nafsu makan saat sarapan?
2. Apakah Anda melewatkan sarapan 3 hari atau lebih dalam seminggu?
3. Apakah Anda memiliki gangguan tidur?
4. Berapa kali dalam seminggu Anda mengonsumsi snack?

Lebih dari setengah responden mengalami NES. Berdasarkan pantauan BMI, terdapat 19% responden pengidap NES yang berada pada obesitas kelas 3. Nah jika Anda memiliki gejala di atas, harus berhati-hati dengan berat badan Anda. Pantau terus BMI Anda dan mulai biasakan sarapan serta pola hidup yang teratur. Selamat memulai kebiasaan baik 

Sumber : Colles. SL., et al. Night eating syndrome and nocturnal snacking: association with obesity, binge eating, and psychological distress [Internet]. 2007 (cited July, 10 2017). Available on : https://www.nature.com/ijo/journal/v31/n11/pdf/0803664a.pdf

Written by akg

Leave a Reply