Pembicaraan nasi (putih) panas dan nasi dingin sebenarnya diperuntukkan untuk penderita diabetes dengan kondisi adanya gangguan dalam mengontrol gula darah. Penderita diabetes perlu menjaga asupan agar gula darahnya tetap dalam batas normal. Penderita diabetes dipercaya lebih baik menunggu nasi hingga menjadi dingin, hal ini menurut penelitian dapat menurunkan indeks glikemik.
Terdapat dua konsep yang digunakan untuk mengukur respons glikemik (tingkat gula darah) yang ditimbulkan makanan yaitu, muatan glikemik dan indeks glikemik. Gambarannya, makanan (mengandung muatan glikemik) dapat diukur seberapa cepat dalam meningkatkan gula dalam darah (glukosa) dengan indeks glikemik.
Dalam penelitian Sonia dkk. (2015), nasi yang didinginkan selama 24 jam (yesterday’s rice) dalam suhu 4oC dan dipanaskan kembali memiliki indeks glikemikyang lebih rendah dibanding nasi yang baru masak. Menurut penelitian tersebut nasi yang didinginkan mengakibatkan retrogradasi pada pati yang menyebabkan peningkatan pati yang resisten untuk dicerna. Agar dapat dikonsumsi, tentunya nasi tersebut boleh dipanaskan kembali dengan indeks glikemik yang masih rendah.
Perlu dipahami, menurut Marya WarascesariaHaryono (Dokter Spesialis Gizi Klinis Rumah Sakit Siloam), kandungan nasi putih yang panas dan yang sudah dingin adalah sama, yaitu, 175 kkal/100 g. Yang membedakannya adalah indeks glikemik nasi dingin lebih rendah daripada nasi yang masih panas, sehingga nasi dingin lebih lama dicerna dibanding nasi panas meskipun telah dipanaskan kembali.
Jadi, memang benar bahwa nasi dingin lebih disarankan bagi penderita diabetes untuk menggantikan nasi panas yang baru masak. Lebih baik lagi menurut penelitian, nasi tersebut didiamkan selama seharian untuk dihangatkan kembali keesokan hari agar nikmat dikonsumsi dengan indeks glikemik yang masih rendah. Namun begitu, yang terpenting adalah dengan menyeimbangkan porsi nutrisi asupan kita. Jangan terlalu banyak pula mengonsumsi nasi dingin karena tetap dapat meningkatkan gula darah.
Referensi
Lu L.W., e. 2017. Effect of Cold Storage and Reheating of Parboiled Rice on Postprandial GlycaemicResponse, Satiety, Palatability and Chewed ParticleSize Distribution. Nutrients. 9(5): pp. 475.
Marganti, M. (2017). Nasi Panas atau Dingin untuk Penderita Diabetes – 1Health.ID. [online] 1health.id. Available at: https://www.1health.id/id/article/category/sehat-a-z/nasi-panas-atau-dingin-untuk-penderita-diabetes.html [Accessed 2 Jun. 2019].
Sonia S, Fiastuti Witjaksono, dan Rahmawati Ridwan. 2015. Effect of Cooling of Cooked White Rice on Resistant Starch Content and Glycemic Response. Asia Pacific Journal Clinical Nutrition. 24(4): pp. 620-625.
Doktersehat.com. (2019). Mana yang Lebih Baik, Nasi Dingin atau Nasi Panas? – Dokter Sehat. [online] Available at: https://doktersehat.com/mana-yang-lebih-baik-nasi-dingin-atau-nasi-panas/ [Accessed 2 Jun. 2019].


Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.