Pernahkah kamu berpikir kenapa ada orang gendut dan ada yang kurus? Eits, kurus belum tentu karena kekurangan makan loh ya, dan yang gendut juga tidak selalu karena banyak makanan tersedia. Bisa jadi ini karena nafsu makan yang berbeda-beda. Mau tau lebih jelasnya? Yuk baca di sini.
Makanan sangat krusial bagi tubuh, karena itu otak dan sistem pencernaan bekerja sama untuk mengomunikasikan kabutuhan makanan dan kecukupan makanan. Ada 2 jenis alur, yakni alur “go” dan “stop”.
Hunger and Appetite – “Go Signals”
Kita paham bahwa lapar adalah kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Rasa lapar biasanya timbul setelah 6 jam makan, setelah lambung kosong karena makanan diserap oleh usus halus. Ketika lapar, bagian otak yakni hipotalamus menerima rangsangan, munculah hormone ghrelin. Hormon inilah salah saru hormon yang menginformasikan kepada otak bahwa tubuh butuh makanan. Nah, salah satu responnya adalah ketika lapar lambung akan beradaptasi sehingga volumenya mengecil untuk menyesuaikan dengan jumlah makanan yang sedikit. Tapi ketika lambung menerima makanan, secara cepat lambung akan kembali ke ukuran semula sampai mencapai titik kenyang.
Bagaimana dengan ngidam? Seberapa seringkah kamu merasa lapar ketika melewati restoran cepat saji atau mencium aroma makanan? Nah hal ini bisa memicu pelepasan endorphin sehingga meningkatkan nafsu makan. Ohiya, nafsu makan ini sering kali dikaitkan dengan emosi. Banyak yang mengatakan ketika stress justru meningkatkan konsumsi makanan, tetapi sebenarnya mereka makan tanpa memiliki nafsu/selera makan. Makanan hanya menjadi pelampiasan tanpa merasakan kepuasan/pemenuhan selera makan.
Nah kaitan keduanya dengan obesitas, terkadang kita mulai kabur terhadap appetite dan rasa lapar, sehingga sadar atau tidak kita tidak membutuhkan makanan lagi tetapi karena appatite yang sangat kuat kita makan terus menerus.
Satiation and Satiety – “Stop Signals”
Ketika kita makan dengan cukup, otak menerima sinyal bahwa tubuh sudah kenyang (satiation). Jadi cara otak menerima rangsangan ini dari pembuluh darah, jika nutrient sudah masuk ke dalam aliran darah, otak merilis neurotransmitter untuk menghentikan diri kita makan. Sedangkan untuk kepuasan, adalah respon dari selera makan kita. Kita merasa terpenuhi ketika selesai makan.
Kaitannya dengan obesitas, kita harus bijaksana dalam mengendalikan nafsu makan. Appetite ini sebenarnya bisa ditekan karena bukan kebutuhan krusial, sehingga untuk mencegah kegemukan kita harus punya motivasi yang kuat untuk menahan nafsu makan. Jangan lalai terhadap rasa lapar, itu baru kebutuhan. Selamat hidup sehat
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.