Mitos atau Fakta: Makanan Jatuh Belum 5 Detik Masih Bisa Dikonsumsi?
Sanitasi makanan dan minuman adalah upaya mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Jiastuti, 2018). Menurut (Dawson, et al., 2006), perpindahan bakteri dari permukaan lantai ke makanan paling banyak dipengaruhi oleh waktu hidup bakteri, yang merupakan faktor paling berpengaruh terhadap transmisi nya ke dalam makanan. Dalam sebuah penelitian (Miranda & Schaffner, 2016) yang meneliti tentang waktu kontak makanan dengan bakteri yang ada pada permukaan benda tertentu, menyatakan bahwa mikroorganisme tetap akan menempel pada makanan bahkan dengan waktu kurang dari satu detik. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kondisi makanan yang terjatuh pada permukaan tertentu, antara lain :
1. Kelembaban suatu makanan
Kelembaban dari suatu makanan memiliki korelasi langsung dengan kontaminasi. Dalam penelitian tersebut, dilakukan pengujian terhadap semangka yang memiliki tingkat kelembaban tinggi. Para peneliti menemukan bahwa, terjadi lebih banyak kontaminasi pada makanan dengan kelembaban tinggi daripada yang memiliki kelembaban lebih rendah. Kelembaban memfasilitasi transfer mikroorganisme, terlepas dari permukaaan kontak kering atau basah.
2. Waktu kontak makanan dengan permukaan kontak
Waktu kontak yang lebih lama biasanya akan mengakibatkan lebih banyak transfer bakteri ke permukaan makanan. Semakin lama makanan kontak dengan permukaan benda, maka akan semakin banyak pula bakteri yang mengontaminasi makanan tersebut.
3. Jenis permukaan kontak
Transfer bakteri paling tinggi terjadi ada lantai, baja tahan karat, dan kayu. Sementara pada karpet terjadi lebih sedikit transfer bakteri. Hal ini dikarenakan adanya infiltrasi dari serat karpet.
Mikroorganisme yang ditransmisikan ke dalam makanan akan menyebabkan terjadinya foodborne illnesses. Foodborne illnesses atau penyakit bawaan makanan biasanya bersifat infeksius atau beracun yang disebabkan bakteri, virus, atau parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Mengonsumsi makanan jatuh yang sudah terkontaminasi akan membuat kita mengalami berbagai risiko kesehatan, antara lain (WHO, 2020):
1. Bakteri
- Salmonella, Campylobacter, dan Entherohaemorragic Eschericia Coli adalah pathogen bawaan makanan yang paling umum menyerang jutaan orang setiap tahun, terkadang dengan dapat berdampak parah atau fatal. Gejalanya adalah demam, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, diare.
- Infeksi listeria menyebabkan keguguran pada ibu hamil atau kematian pada bayi baru lahir. Meskipun kejadian penyakit relatif rendah, konsekuensi kesehatan listeria bisa saja menjadi fatal pada bayi dan anak.
- Vibrio cholerae menginfeksi orang melalui air atau makanan yang tekontaminasi. Gejala berupa sakit perut, muntah, diare berulang, yang dapat menyebabkan dehidrasi parah bahkan kematian.
2. Virus
Infeksi norovirus ditandai dengan mual, muntah, diare, dan sakit perut.
3. Parasit
Parasit, seperti Ascaris, Cryptosporidium, Entamoeba Hystolitic atau Giardia, memasuki rantai makanan melalui air atau tanah dan dapat mencemari produk segar.
Referensi
Dawson, P. et al., 2006. Residence time and food contact time effects on transfer of Salmonella Typhimurium from tile, wood and carpet: testing the five‐second rule. Journal of Applied Microbiology, 102(4), pp. 945-953.
Jiastuti, T., 2018. HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEBERADAAN. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1), pp. 13-24.
Miranda, R. C. & Schaffner, D. W., 2016. Longer Contact Times Increase Cross-Contamination of Enterobacter aerogenes from Surfaces to Food. Applied and Enviromental Microbiology, 82(21), pp. 6490-6496.
World Health Organization, 2020. Food Safety. [Online]
Available at: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/food-safety
[Accessed 14 February 2021].


Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.