Secara historis, cokelat atau makanan dan minuman yang berasal dari biji-bijian pohon kakao telah dikonsumsi sejak 460 M karena khasiat penyembuhannya. Kakao adalah biji yang dikeringkan dan difermentasi penuh dari buah pohon kakao, yaitu Theobroma cacao. Cokelat adalah makanan padat yang dibuat dari campuran kakao dengan mentega kakao dan gula. Kakao merupakan salah satu dari berbagai jenis makanan yang kaya senyawa polifenol, terutama flavonoid. 

 

Flavonoid memiliki sejumlah sifat yang dapat berkontribusi pada efek kardioprotektifnya, termasuk aktivitas antioksidan dan antiplatelet (bersifat mengencerkan darah), imunoregulasi, dan efek menguntungkan pada endotelium. Efek antioksidan kakao dapat secara langsung mempengaruhi resistensi insulin dan dapat mengurangi risiko diabetes. Kakao dapat melindungi saraf dari cedera dan peradangan, melindungi kulit dari kerusakan oksidatif akibat radiasi UV dalam sediaan topikal, dan memiliki efek menguntungkan pada rasa kenyang, fungsi kognitif, dan suasana hati. Flavonoid pada kakao terbukti memiliki kemampuan untuk memperbaiki suasana hati, sehingga ketika dikonsumsi dapat membuat merasa lebih rileks dan nyaman serta membantu meningkatkan konsentrasi. 

 

Padatan kakao adalah salah satu sumber antioksidan flavonoid terkaya. Semakin banyak padatan kakao pada cokelat akan membuat warna cokelat semakin gelap, yang berarti semakin bermanfaat untuk kesehatan, karena kandungan senyawa polifenolnya yang tinggi hanya ditemukan pada kakao, bukan bahan lain. Cokelat gelap (dark chocolate) memiliki konsentrasi kakao tinggi, cokelat susu (milk chocolate) memiliki konsentrasi kakao yang lebih rendah daripada dark chocolate, serta cokelat putih (white chocolate) memiliki konsentrasi kakao yang sangat rendah. 

 

Dalam International Journal of Health Sciences menyatakan konsumsi harian 40 gram dark chocolate selama dua minggu terbukti mengurangi kadar hormon stres pada orang yang mengalami stres berat. Para peneliti menyimpulkan bahwa asupan dark chocolate yang dikonsumsi dapat membuat respons tubuh terhadap sinyal stres di otak menjadi tumpul. Hal tersebut terjadi akibat padatan kakao, bukan dari sifat manis cokelat. Selain itu, Macht menyatakan bahwa mengonsumsi sebatang cokelat dapat meningkatkan suasana hati dan menimbulkan kegembiraan lebih besar daripada mengonsumsi sebuah apel, tetapi efek ini paling terasa pada 5 menit dan 30 menit setelah dikonsumsi. 

 

Sebagian besar kakao dikonsumsi sebagai cokelat padat energi. Hal tersebut dapat berpotensi menimbulkan efek merugikan jika dikonsumsi secara berlebihan, salah satunya adalah peningkatan risiko kenaikan berat badan. Oleh karena itu, sebaiknya tidak boleh mengonsumsi cokelat secara berlebihan, harus tetap dikonsumsi dalam batas wajar.

 

 

Referensi:

Al Sunni, A., & Latif, R. 2014. Effects of Chocolate Intake on Perceived Stress; A Controlled Clinical Study. International Journal of Health Sciences, 8(4): 393–401. 

Hadi, N. S. 2020. Peran Coklat Dalam Penanganan Stress Saat Work From Home dan Kesehatan Mata Saat Terpapar Radiasi Online. Prosiding Seminar Nasional Hardiknas, 1:65-70.

Katz, D. L., Doughty, K., & Ali, A. 2011. Cocoa and Chocolate in Human Health and Disease. Antioxidants & redox signaling, 15(10): 2779–2811. https://doi.org/10.1089/ars.2010.3697

Written by akg

Leave a Reply