Mengenal Cabai Rawit dan Cara Menyimpannya

Cabai adalah makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tanaman dari famili terong-terongan ini, memiliki genus Capsicum mengandung atsiri kapsaisin yang menyebabkan rasa pedas. Pada buah cabai terkandung beberapa vitamin. Salah satu vitamin dalam buah cabai adalah vitamin C (asam askorbat) yakni 59,9mg/100ml. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang kuat yang dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus mampu meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi dan tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain (Godam, 2006).

Karena tingginya peminat pada si Kecil ini, masyarakat sering mengolah dan menyimpannya
untuk menemani santapan sehari-hari.


Lalu bagaimana cara menyimpan cabai yang benar?

Cabai dianjurkan untuk disimpan di kulkas bersuhu rendah. Adapun manfaatnya yakni :

  1. Menjaga kandungan vitamin C.
    Suhu berpengaruh nyata terhadap kandungan vitamin C pada cabai rawit putih. Semakin tinggi suhu maka kandungan vitamin C semakin menurun.Penyimpanan suhu 10 °C selama 5 hari paling baik untuk mempertahankan kandungan vitamin C cabai (43,5 mg/100 ml). Bila disimpan selama 15 hari pada suhu 10 °C kandungan vitamin C cabai menjadi 35,2 mg/100ml.                                                                                                                  l
  2. Penyusutan cabai
    Suhu dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap susut berat pada cabai rawit putih. Semakin tinggi suhu dan semakin lama penyimpanan maka susut berat semakin
    meningkat.
    Setelah penyimpanan, susut berat pada penyimpanan suhu 10 °C selama 15 hari yaitu 2,8%. Sedangkan pada suhu 29 °C (suhu kamar) selama 15 hari yaitu 60,5%.                                                                                                            h
  3. Warna dan tekstur cabai
    Pada penyimpanan suhu rendah dapat mencegah oksidasi asam klorogenat sehingga warna cenderung tetap merah dan oksidasi pektin sehingga tekstur cabai tidak lunak dan keriput.                                                                               j

 

Referensi :
Rachmawati,R , Defiani,M,R. , Suriani,N,L., 2009. EFFECT OF TEMPERATURE AND LENGTH OF STORAGE ON VITAMIN C CONCENTRATION OF CHILLI (Capsicum frustescens). Jurnal Biologi XIII (2) : 36 – 40 Available at https://ojs.unud.ac.id/index.php/BIO/article/download/584/387

Yuwono,S,S., 2015. Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.). Universitas Brawijaya Available at http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/10/cabai-rawit-capsicum-frutescens-l/

Written by akg

Leave a Reply