Kalian pasti pernah mendengar tentang berbagai metode diet di media sosial. Dari berbagai diet “baru” yang muncul di masyarakat, defisit kalori merupakan salah satu diet yang paling umum diterapkan. Masyarakat pun mencobanya dengan menggunakan meal replacement. Akan tetapi, apakah sobat gizi tahu apa itu meal replacement? Lalu, apakah meal replacement ini lebih baik daripada makanan utuh? Biar lebih jelas, yuk simak penjelasan berikut!
https://www.instagram.com/reel/Czvzh7mxTvS/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==
Yuk, kenalan sama meal replacement!
Meal replacement adalah produk makanan yang ditujukan untuk menggantikan makanan utuh dalam pola makan sehari-hari (Specialised Nutrition Europe, 2017). Produk yang termasuk ke dalam meal replacement cukup beragam, seperti formula cair dan bubuk, makanan siap santap, snack bar, dan lain sebagainya (Min et al., 2021).
Biasanya meal replacement digunakan untuk apa ya?
Produk ini biasanya digunakan oleh penderita penyakit yang mengalami gangguan makan untuk memenuhi kebutuhan gizi hariannya (Devor, n.d.). Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan produk meal replacement untuk membantu menurunkan berat badan pada pasien yang obesitas. Namun, belakangan ini meal replacement mulai banyak digunakan oleh masyarakat awam dengan harapan dapat menurunkan berat badan secara cepat dan praktis. Berdasarkan persoalan tersebut, apakah produk ini lebih baik daripada makanan utuh?
Meal replacement vs makanan utuh
Meal replacement dapat digunakan untuk menurunkan berat badan pada beberapa kondisi, seperti diabetes melitus tipe-2 (Ye et al., 2023), dan telah terbukti lebih efektif daripada diet makanan rendah energi untuk mengurangi berat badan pasien obesitas (Mi et al., 2021).
Akan tetapi, produk ini bukan solusi untuk menggantikan makanan utuh selamanya. Rekomendasi penggunaan meal replacement adalah sebanyak dua kali per hari untuk menurunkan berat badan (Specialised Nutrition Europe, 2017). Setelah itu, sebaiknya menerapkan pola makan bergizi seimbang untuk menjaga berat badan. Meal replacement perlu dibatasi karena kandungan energi dan kelengkapan zat gizinya yang cenderung rendah sehingga kurang ideal untuk dikonsumsi jangka panjang (Urbaskova, 2022). Meal replacement juga dapat mengandung pemanis buatan, pengawet kimia, serta vitamin dan mineral dalam bentuk sintetis. Maka dari itu, makanan utuh menjadi pilihan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan dan berat badan.
Meal replacement merupakan salah satu cara yang efektif dalam mendukung penurunan berat badan pada pasien obesitas. Walau demikian, jangan lupa untuk menerapkan pola makan gizi seimbang ya!
Glosarium
Diabetes melitus tipe-2 | : | Kadar gula darah di atas 126 mg/dL yang terjadi akibat resistensi insulin. |
Formula cair | : | Pengganti makanan dalam bentuk cair atau minuman. |
Makanan siap santap | : | Produk makanan yang sudah jadi dan siap dikonsumsi secara langsung. |
Obesitas | : | Penumpukan lemak tubuh yang berlebih dengan indikator IMT 27. |
Snack bar | : | Makanan atau camilan yang disajikan dalam bentuk batang. |
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.