Margarin vs Mentega
Margarin dan mentega memang tampak serupa bila dilihat sekilas. Nyatanya, margarin dan mentega memiliki beberapa perbedaan mendasar. Lantas, apa saja hal yang membedakan kedua bahan tersebut?
Margarin
Margarin terbuat dari lemak nabati yang dicampur dengan garam dan bahan-bahan lainnya, memiliki tekstur kaku atau padat, berwarna kuning terang, dan tidak mudah meleleh dibandingkan dengan mentega. Untuk membuat kue atau cookies, aroma margarin kurang harum. Namun, daya emulsinya (mengembangkan dan melembutkan kue) tinggi sehingga menghasilkan tekstur yang bagus dan kokoh. Margarin mengandung 80% lemak, 16% air dan beberapa zat lain. Selain itu, margarin juga mengandung kolesterol baik (HDL) lebih banyak daripada lemak jenuh atau kolesterol jahat yang biasa terkandung dalam unsur hewani. Sayangnya, margarin mengandung lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol jahat secara signifikan.
Mentega
Sementara itu, mentega adalah bahan makanan yang terbuat dari lemak hewani. Mentega yang baik mengandung lemak sebesar 81%, air 18% dan protein maksimal 1%. Karakteristik mentega biasanya berwarna kuning agak pucat dan akan cepat meleleh di dalam suhu ruang karena teksturnya sangat lembut. Mentega memiliki aroma harum sehingga banyak digunakan dalam pembuatan kue. Akan tetapi, daya emulsinya lebih rendah dibandingkan dengan margarin. Mentega memiliki kandungan kolesterol jahat (LDL) yang cukup tinggi sehingga sering direkomendasikan oleh ahli gizi untuk tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Kandungan Gizi dalam Margarin vs Mentega (per 100 gram)
Zat Gizi | Margarin | Mentega |
Kalori (kkal) | 720 | 725 |
Protein (g) | 0.6 | 0.5 |
Lemak (g) | 81 | 81.6 |
Karbohidrat (g) | 0.4 | 1.4 |
Kalsium (mg) | 20 | 15 |
Fosfor (mg) | 16 | 16 |
Zat Besi (mg) | – | 1 |
Vitamin A (IU) | 2000 | 3300 |
Mana yang Lebih Sehat? Margarin atau Mentega?
Perlu diketahui, kandungan yang ada dalam mentega adalah lemak jenuh, sedangkan margarin menyimpan lemak trans (lemak tak jenuh).
Lemak trans (lemak tak jenuh) akan meningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik). Sementara itu, lemak jenuh akan meningkatkan LDL, tetapi tidak mempengaruhi HDL. Selain itu, sebagian besar margarin mengandung sedikit hingga nol kadar kolesterol, sedangkan mentega mengandung kadar kolesterol yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, sejumlah peneliti setuju bahwa margarin relatif lebih sehat jika dibandingkan dengan mentega. Namun, margarin yang termasuk dalam kategori ini merupakan margarin tanpa proses hidrogenasi parsial (proses pengolahan minyak sebagian). Hasil studi menunjukkan bahwa produk margarin yang dibuat tanpa proses hidrogenasi parsial memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan mentega biasa. Produk-produk margarin tanpa proses hidrogenasi parsial ini juga tidak mengandung lemak trans.
Walaupun begitu, keputusan memilih mengonsumsi margarin atau mentega tetap bergantung pada masing-masing individu. Apapun pilihannya, hindari asupan yang berlebihan karena tidak baik bagi kesehatan.




Referensi :
- Anonim, 2017. Universitas Muhammadiyah Semarang. [online] Available at: http://repository.unimus.ac.id/849/3/BAB%202.pdf
- Harvard Health Publishing, 2020. Butter vs Margarine. [online] Available at: http://www.health.harvard.edu/nutrition/butter-vs-margarine
- Sintia, N. PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG BERAS MERAH DAN PROPORSI LEMAK (MARGARIN DAN MENTEGA) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK RICH BISCUIT. Universitas Negeri Surabaya
- Srinovia, M., 2016. Universitas Pasundan. [online] Available at: http://repository.unpas.ac.id/2065/13/BAB%20II.pdf
- Winarni, Astriati, 1993. Patiseri. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press IKIP Surabaya
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.