Pastinya kita sudah sering menyimpan makanan untuk disantap kembali. Akan tetapi, apakah kalian pernah mendengar tentang zona bahaya atau Danger Zone dalam penyimpanan makanan? Lalu, bagaimana bisa terhindar dari Danger Zone? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak penjelasan berikut!

 

 

Bakteri dan mikroba lainnya merupakan salah satu kontaminan utama pada makanan. Efek yang ditimbulkan berperan dalam penyebaran penyakit. Bakteri yang mengontaminasi makanan dapat menyerang saluran pencernaan dan menyebabkan infeksi pada usus. Hal tersebut dapat menimbulkan gejala seperti muntah-muntah, diare, demam, dehidrasi, dan lain-lain. Bakteri dapat tumbuh pada makanan yang disimpan dalam Danger Zone. Memangnya, apa itu Danger Zone?

Apa Itu Danger Zone?

Salah satu aspek penting dari keamanan pangan adalah suhu dalam menyimpan makanan. Danger Zone adalah rentang suhu yang mendukung pertumbuhan bakteri, yaitu di antara ​​5°C hingga 60°C. Bakteri dapat bertumbuh dengan cepat dalam makanan dalam Danger Zone. Apabila makanan disimpan dalam rentang suhu tersebut selama 2 sampai 6 jam, pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus, Salmonella enteritidis, dan E. coli dapat meningkat pesat. 

Bagaimana Cara Menghindari Danger Zone?

Untuk menghindari Danger Zone, berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan di proses penyimpanan dan pemanasan makanan:

  • Menyimpan makanan

Simpan makanan yang mengandung daging, seafood, olahan susu, potongan buah, dan sayuran ke dalam kulkas setelah 2 jam berada di suhu ruangan. Pastikan suhu kulkas di bawah 5°C agar menghentikan pertumbuhan bakteri. Selain itu, makanan juga dapat disimpan dalam porsi-porsi kecil untuk memudahkan proses pemanasan. Perlu diperhatikan bahwa makanan tidak disarankan untuk disimpan dalam kulkas selama lebih dari 24 jam.

  • Memanaskan makanan

Bila ingin disantap lagi, makanan dapat dipanaskan kembali menggunakan kompor atau microwave dengan suhu di atas 70°C untuk membunuh bakteri. Akan tetapi, proses pemanasan sebaiknya tidak dilakukan lebih dari 1 kali.

Written by akg

Leave a Reply