
Halo Sobat AKG! Pada masa ini, perubahan cuaca semakin sulit diprediksi. Hal ini berimbas pada imun kita yang harus bekerja keras menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Bila imun kita tidak kuat, kita akan jatuh sakit. Penyakit yang terkenal sering muncul saat kondisi cuaca yang tidak menentu salah satunya adalah flu. Saat flu, bagi sobat pencinta pedas mungkin sangat nikmat menikmati makanan pedas sembari bernapas lega karena hidung tidak tersumbat lagi. Tapi, kok bisa?
Sebagai orang Indonesia, kita dikenal sebagai bangsa pencinta pedas. Mulai dari masakan tradisional, makanan instan dan kekinian, hingga camilan semua punya varian yang pedas. Musim hujan, paling enak makan yang berkuah, hangat, dan dilengkapi rasa pedas supaya tubuh kita hangat. Musim kemarau makin seru kalau nyemil camilan yang pedas. Selain itu, makan makanan pedas saat flu, katanya bisa melegakan hidung yang tersumbat.
Umumnya makanan pedas berasal dari kandungan cabainya. Dalam cabai terdapat kandungan capsaicin yang memberikan rasa pedas. Penggunaan molekul capsaicin dalam bidang kesehatan digunakan untuk terapi nyeri kronis pada saraf. Capsaicin juga dikenal memiliki aktivitas antikanker dan obat diabetes yang mencegah resistensi insulin. Menurut studi Chopan & Littenberg, orang dewasa yang mengonsumsi cabai merah memiliki risiko kematian 13% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak. Capsaicin juga melindungi kita dari obesitas karena merangsang mekanisme sel untuk mempercepat pengubahan lemak menjadi panas sehingga kita terhindar dari penyakit kardiovaskular, metabolisme, dan paru-paru.
Dalam kondisi flu, menurut dokter umum RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang, Teresia Chandra, makanan pedas hanya meringankan flu, tidak bersifat menyembuhkan. Kandungan capsaicin merangsang produksi mukus (lendir) yang lebih banyak sehingga membuat lebih lega, namun hal ini bersifat sementara saja. Penggunaan capsaicin juga perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan iritasi, sensasi terbakar, dan dalam bentuk bubuk dapat menyebabkan batuk dan bersin.
Sumber
Chopan, M., & Littenberg, B. (2017). The Association of Hot Red Chili Pepper Consumption and Mortality: A Large Population-Based Cohort Study. Plos One, 12(1). http://doi.org/10.1371/journal.pon.0169876
Nuraeni, I., & Rostinawati, T. (2018). REVIEW: PERKEMBANGAN PRODUKSI HASIL METABOLISME SEKUNDER CAPSAICIN DENGAN BERBAGAI METODE IN VITRO. Farmaka, 16(1), p232. Retrieved from http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/17457/pdf
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.