Padatnya aktivitas sehari-hari dapat membuat kita cenderung membeli makanan yang praktis untuk dikonsumsi. Namun, terkadang kita tidak menyadari bahwa makanan yang kita konsumsi sebenarnya termasuk junk food. Selain berisiko tidak baik terhadap kesehatan, konsumsi junk food ternyata juga dapat berpengaruh terhadap mood, lho. Wah, kok bisa, ya? Bagaimana hubungannya? Yuk, kita simak info gizi berikut ini!

 

Apa itu anxiety?

Anxiety merupakan perasaan cemas secara terus menerus akan bahaya masa depan yang tidak dapat diprediksi dan dihindari sehingga menyebabkan penderitanya mengalami peningkatan perasaan tegang serta waspada secara konstan (O’Neill et al., 2014). Anxiety dapat ditunjukkan dengan gejala seperti gelisah, mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong, mudah marah, ketegangan otot, dan gangguan tidur (Jbireal et al., 2019). Secara umum, anxiety disebabkan oleh stres; genetik (menjadi garis keturunan pertama dari seseorang yang mengalami anxiety disorder); keadaan penyakit, seperti diabetes; dan faktor lingkungan, seperti pengalaman yang tidak menyenangkan (trauma) (Jbireal et al., 2019). Selain faktor tersebut, anxiety juga dapat disebabkan oleh makanan yang kita konsumsi.

 

Apakah Selama ini Kamu Kerap Mengonsumsi Junk Food?

Junk food mengandung tinggi kalori, tinggi garam, tinggi kandungan lemak jenuh, serta mengandung rendah kandungan zat gizi tertentu seperti  kalsium, zat besi, dan serat (Bohara et al., 2021). Jenis junk food dibagi menjadi dua macam, yaitu makanan olahan dan makanan yang mengandung bahan pengawet. Makanan olahan merupakan makanan yang telah melewati proses tertentu, seperti pembekuan, pengalengan, makanan yang dibakar dan sebagainya (Tanjung et al., 2022). Contoh makanan olahan dapat berupa makanan ringan (keripik kentang), kornet, sosis, dan minuman ringan seperti soda. Sementara itu, makanan yang mengandung bahan pengawet merupakan makanan yang mengandung bahan-bahan sintetis agar makanan dapat disimpan lebih lama tanpa adanya perubahan rasa (Tanjung et al., 2022). Contoh makanan dengan bahan pengawet adalah nugget, saus sambal, keju, dan minuman berperisa.

Contoh makanan junk food berdasarkan kandungan gizinya (Bhaskar, et al., 2012; Zhang et al., 2021):

Kandungan gizi Makanan junk food
Tinggi lemak Burger, pizza, ayam goreng, keripik ringan
Tinggi natrium (garam) Sereal, biskuit, pizza, daging olahan, saus
Tinggi gula Minuman ringan (soda), biskuit, kue, lolipop

 

Apa sih hubungan antara Konsumsi Junk Food dengan Mood? 

Tubuh mampu mengatur tingkat emosional dan kemampuan kognitif seseorang melalui interaksi antara sistem pencernaan dengan sistem saraf pusat pada otak. Hal ini disebut dengan Gut-Brain-Axis  (Niazi et al., 2023). Untuk menghubungkan kedua sistem fisiologis tubuh tersebut, terdapat jalur hormon hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) dan saraf yang menyebabkan otak dapat mengatur aktivitas pencernaan dan sistem pencernaan mengatur mood serta kognitif seseorang (Carabotti et al., 2015). Pada sistem pencernaan, mikrobiota usus mengirim sinyal ke sistem saraf pusat (otak) melalui saraf vagus (vagus nerve) untuk memproduksi senyawa neurotransmitter seperti gamma-aminobutyric acid (GABA), serotonin, melatonin, histamin, dan asetilkolin yang berperan dalam regulasi emosi. 

Pilihan makanan yang dikonsumsi tubuh dapat mempengaruhi komposisi dan keberagaman mikrobiota usus (Horn et al., 2022). Pada kondisi normal atau sehat, komposisi mikrobiota usus akan beragam, stabil, serta 90% dari komposisi tersebut mengandung bakteri Firmicutes dan Bacteroidetes (Lach et al., 2018). Sementara itu, konsumsi makanan tertentu dapat menyebabkan dysbiosis (ketidakseimbangan komposisi mikrobiota pada usus) yang berpengaruh terhadap peningkatan anxiety seseorang. Selain itu, beberapa makanan juga meningkatkan komposisi jenis bakteri mikrobiota tidak baik yang berperan dalam pembentukan anxiety (Xiong et al., 2023).

 

Pembentukan Anxiety oleh Junk Food melalui Gut-Brain-Axis

Konsumsi junk food yang mengandung tinggi lemak dan tinggi kolesterol dapat menyebabkan penumpukan lemak dan memicu reaksi inflamasi (peradangan) oleh sistem imun pada sistem pencernaan sehingga mengganggu komposisi mikrobiota usus (Zhu et al., 2020). Inflamasi pada pencernaan kemudian menurunkan sinyal dari mikrobiota usus ke otak untuk produksi neurotransmitter serotonin yang bertanggung jawab dalam peningkatan rasa bahagia dan stabilisasi emosi. Kekurangan serotonin yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan anxiety (Albert et al., 2014).

Junk food juga menurunkan jumlah bakteri Firmicutes dan Bacteroidetes yang berperan dalam memproduksi Short Chain Fatty Acid (SCFA) atau asam lemak berantai pendek (Lach et al., 2018). Asam lemak ini berperan dalam mengatur produksi serotonin, merangsang persinyalan dari sistem pencernaan ke otak melalui saraf vagus, dan meredakan inflamasi pada pencernaan (Wouw et al., 2018). Lebih lanjut, selain menurunkan jumlah bakteri yang berperan dalam membentuk mood baik, konsumsi makanan junk food justru meningkatkan kolonisasi bakteri tidak baik yang berperan dalam peningkatan anxiety, seperti Prevotella, Lactobacillales, Streptococcus, dan Enterococcus (Xiong et al., 2023).

 

Rekomendasi Makanan untuk Memperbaiki Mood

  • Makanan probiotik 

Makanan probiotik merupakan makanan yang telah difermentasi dan mengandung bakteri baik, contohnya yogurt, tempe, tape, oncom, peda, dan petis. Makanan ini dapat memperbaiki mood dengan meningkatkan produksi senyawa kimia (GABA) yang bersifat antidepresan dan dapat menekan hormon stres manusia melalui jalur Gut-Brain-Axis (Salleh et al., 2021).

  • Susu dan olahannya

Protein pada susu dapat membantu mikrobiota usus untuk mengatur kadar senyawa serotonin yang berperan dalam rasa bahagia dan stabilisasi emosi dalam jalur Gut-Brain-Axis. Protein dalam susu juga dapat membantu mikrobiota usus mengirim sinyal ke otak mengatur hormon stres (Buey et al., 2023).

  • Buah dan sayur

Buah dan sayur membantu pemeliharaan bakteri baik pada usus sehingga menambah keberagaman mikrobiota usus, hal ini baik untuk mendukung persinyalan antara mikrobiota usus dengan otak untuk mengatur emosi (Oriach et al., 2016).

 

Glosarium

 

DAFTAR PUSTAKA

Albert, P, Faranak Vahid-Ansari, Christine Luckhart. 2014. Serotonin-prefrontal cortical circuitry in anxiety and depression phenotypes: pivotal role of pre- and postsynaptic 5-HT1A receptor expression, Frontiers in Behavioral Neuroscience, 8, pp. 199.

Berg, G, Daria Rybakova, Doreen Fischer, et al. 2020. Microbiome definition re-visited: old concepts and new challenges, Microbiome, 8, pp. 103.

Bhaskar, R., et Ola Monika. 2012. Junk Food: Impact on Health, Journal of Drug Delivery & Therapeutics, 2(3), pp. 67-73.

Bohara, S, Kanchan Thapa, Laxman Dhat Bhatt, et al. 2021. Determinants of Junk Food Consumption Among Adolescents in Pokhara Valley, Nepal, Frontiers in Nutrition, 8, pp. 644650.

Buey, B, Elena Layunta, Eva Latorre, et al. 2023. Potential role of milk bioactive peptides on the serotonergic system and the gut-brain axis, International Dairy Journal, 137, pp. 105534.

Carabotti, M, Annuziata Scirocco, Maria Antonietta Maselli, et al. 2015. The gut-brain axis: interactions between enteric microbiota, central, and enteric nervous system, Annals of Gastroenterology, 28(2), pp. 203-209.

DeGruttola. 2016. Current understanding of dysbiosis in disease in human and animal models, Inflammatory Bowel Disease, 22(5), pp. 1137-1150.

Horn, J, D.E. Mayer, S. Chen, et al. 2022. Role of Diet and Its Effect on The Gut Microbiome in The Pathophysiology of Mental Disorders, Translational Psychiatry, 12, pp. 164.

Jbireal, J, et Azab Elsayed Azabl. 2019. Anxiety: Insights into Signs, Symptoms, Etiology, Pathophysiology, and Treatment, The South African journal of medical sciences, 2(10), pp. 80-91.

Jennings, L. 2018. Antidepressants, Clinical Psychopharmacology for Neurologists, pp. 45-71.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.). Kognitif. (online) Available at: https://kbbi.web.id.kognitif.html (Accessed 27 September 2023).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.). Fisiologi. (online) Available at: https://kbbi.web.id.fisiologi.html (Accessed 27 September 2023).

Lach, G, Harriet Scellekens, Timothy G. Dinan, et al. 2018. Anxiety, Depression, and the Microbiome: A Role for Gut Peptides, Neurotherapeutics, 15(1), pp. 36-59.

Niazi, M, Farooq Hasan, Tabussam Tufail, et al. 2023. The Role of Microbiome in Psychiatric Disease (Insomnia and Anxiety/Depression) with Microbiological Mechanisms, Advanced Gut & Microbiome Research. (online) Available at: https://www.hindawi.com/journals/agmr/2023/1566684/  (Accessed 27 September 2023).

O’neill, M, et Sorochan J. Encyclopedia of Quality of Life and Well-Being Research. (online) Available at: https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007/978-94-007-0753-5_98#citeas (Accessed 27 September 2023).

Oriach, C, Ruairi C, Catherine S, et al., 2016. Food for thought: The role of nutrition in the microbiota gut-brain-axis, Clinical Nutrition Experimental, 6, pp. 25-38.

Rahayu, Endang S. 2004. Makanan Fermentasi dan Probiotik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Salleh, R, Garry K, Mohd N, et al. 2021. Effects of Probiotics on Anxiety, Stress, Mood and Fitness of Badminton Players, nutrients, 13, pp. 1783.

Sheffler, Z, Vamsi R, et Leela S. 2023. Physiology, Neurotransmitter. (online) Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539894/#:~:text=Neurotransmitters%20are%20endogenous%20chemicals%20that,life%20and%20functions.%5B1%5D (Accessed 27 September 2023).

Tanjung, N, Annisa Puti Amira, Nur Muthmainah, et al. 2012. Junk Food dan Kaitannya dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja, Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 14(3), pp. 133-140.

Wardani, N, R. Susanti, Talitha W. 2021. Telaah studi kandungan probiotik pada fermentasi makanan khas di pulau Jawa, Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, 7(1), pp. 50-58.

World Health Organizations. (n.d). Diabetes. (online) Available at: https://www.who.int/health-topics/diabetes#tab=tab_1 (Accessed 27 September 2023).

Wouw, M, Marcus Boehme, Joshua M. Lyte,  et al. 2018. Short-chain fatty acids: microbial metabolites that alleviate stress-induced brain-gut axis alterations,The Journal of Physiology, 596(20), pp. 4923-4944.

Xiong, R, Jiahui Li, Jin Cheng, et al. 2023. The Role of Gut Microbiota in Anxiety, Depression, and Other Mental Disorders as Well as The Protective Effects of Dietary Components, nutrients, 15, pp. 3258.

Zhang, X, Bo C, Puqi J, et al. 2021. Locked on Salt? Excessive consumption of high-sodium foods during COVID-19 presents an underappreciated public health risk: a review, Environmental Chemistry Letters, 19, pp. 3583-3595.

Zhu, S, Yanfeng Jiang, Kelin Xu, et al. 2020. The Progress of Gut Microbiome Research Related to Brain Disorder, Journal of Neuroinflammation, 17, pp. 25.

Written by akg

Leave a Reply