Sariawan adalah salah satu penyakit mulut yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penyebutan bakunya adalah seriawan.Penderitanya akan merasa nyeri seperti terbakar pada daerah ulser (luka pada mukosa mulut) sehingga sangat menyulitkan rongga mulut untuk bergerak. Seriawan terbagi menjadi dua, stomatitis aftosa rekuren (SAR) dan ulkus traumatikus.
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah peradangan pada mukosa mulut. SAR memiliki penyebab yang belum diketahui. Penyebabnya dapat berupa faktor genetik, hormon, tingkat stress, sistem imun, merokok, efek pengobatan, infeksi, dan trauma. SAR dibagi menjadi SAR minor, mayor, dan herpetiform. SAR yang biasa disebut seriawan adalah SAR minor, yaitu tipe ringan dari SAR. Gejalanya dapat berupa munculnya ulser tunggal maupun lebih dari satu, berwarna putih atau kekuningan yang agak dalam. SAR biasanya menyerang mukosa mulut yang tidak berkeratin seperti mukosa pada bagian bibir dalam, pipi dalam, lidah bagian atas, dan dasar mulut. Kebanyakan penderita SAR adalah remaja yang notabene hormon dan tingkat stressnya masih belum terkontrol.
Lain halnya dengan SAR, ulkus traumatikus disebabkan oleh adanya trauma (cedera) pada mukosa mulut saja dan menyebabkan munculnya ulser tunggal. Penyebab traumatik ulser dapat berupa trauma fisik atau trauma kimiawi. Trauma fisik disebabkan adanya kerusakan pada mukosa mulut yang di antaranya diakibatkan oleh peralatan perawatan gigi (behel), kebiasaan menggigit bibir, terkena gigi yang patah, luka bakar akibat makan dan minum yang terlalu panas, atau cengkeram gigi atau gigi tiruan yang tak sengaja melukai mukosa. Iritasi kimia pada mukosa mulut biasanya terjadi karena pemakaian aspirin dan krim sakit gigi. Lokasi ulkus traumatik biasanya terdapat pada bagian yang rentan terkena cedera, yaitu bagian pipi, bibir, dan lidah bagian samping. Ulkus traumatikus dapat terjadi pada semua usia.
Pada penderita SAR, biasanya diduga karena kekurangan vitamin B12, zat besi, asam folat, dan seng. Umumnya, SAR dan ulkus traumatikus dapat sembuh dengan sendirinya dalam 7-14 hari dengan tidak meninggalkan bekas luka. Untuk mengurangi rasa sakit pada waktu penyembuhan dapat mengonsumsi makanan yang dingin, mengompres seriawan dengan es batu, berkumur dengan air garam yang bersih, dan meminum teh chamomile dingin. Pencegahan dan pengobatan seriawan juga dapat dilakukan dengan pemenuhan nutrisi yang kurang dengan memakan makanan bergizi seimbang, yaitu dengan lauk dan sayur (mengandung vitamin B12, zat besi, seng, dan asam folat), mengonsumsi vitamin C, kumur obat antiseptik seperti chlorhexidine gluconate 0,2% dan larutan tetrasiklin 2%, atau mengolesi dengan anestetikum (benzocaine 4% dalam borax glycerine). Untuk mengonsumsi vitamin C disarankan untuk tidak memakan buah yang asam atau dengan meminum suplemen saja, karena dapat menambah rasa nyeri pada seriawan yang Sobat AKG alami.
Sumber
Dhanrajani, P. dan P.W. Cropley. 2015. Oral eusinophilic or traumatic ulcer: A case report and brief review. 6(2): 237-240. Diakses 31 Maret 2019. Tersedia di:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4922241/
Edgar, R.N., D. Saleh, R.A. Miller. 2017. Recurrent Aphtous Stomatitis: A Review. 10(3): 26-36. Diakses 31 Maret 2019. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5367879/
Islamiy, A. 2013. Laporan Kasus Oral Medicine: Stomatitis Aphtosa Rekuren (Minor). Padang: FKG Universitas Baiturrahmah.

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.