Let’s Celebrate World Breastfeeding Week!
WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI sebaiknya minimal enam bulan pertama kehidupan bayi tanpa memberikan makanan lain lalu dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping hingga usia 2 tahun dengan tujuan untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas anak (WHO, 2013). Berikut manfaat pemberian ASI bagi bayi maupun ibu.
Manfaat Pemberian ASI
- Bagi Bayi
- Memberikan nutrisi sempurna bagi bayi
- Mudah dicerna sehingga digunakan secara efisien
- Melindungi bayi dari infeksi. Antibodi untuk infeksi ibu disekresikan dalam ASI untuk melindungi bayi
- Menciptakan ikatan emosional yang erat antara ibu dan bayi
- Meningkatkan kecerdasan
2. Bagi Ibu
-
- Penurunan berat badan pasca persalinan
Menyusui dapat menurunkan berat badan pasca persalinan. Dalam studi kohort prospektif besar oleh Baker, et al (2008), menunjukkan bahwa intensitas menyusui yang lebih besar dan durasi menyusui dikaitkan dengan penurunan berat badan yang lebih besar pada 16 dan 18 bulan pasca persalinan pada wanita dari semua kategori BMI.
-
- Ikatan ibu dan anak
Hubungan biologis antara menyusui dan ikatan muncul karena ibu menyusui memiliki respon otak yang lebih tinggi terhadap tangisan bayi mereka sendiri dan menunjukkan perilaku yang lebih sensitif daripada ibu yang memberi susu formula (Kim, et al., 2009).
-
- Amenore laktasi
Menyusui secara eksklusif memiliki efek alami dalam menekan ovulasi, dengan demikian bertindak sebagai alat kontrasepsi alami hingga 6 bulan (atau selama wanita tersebut menyusui secara eksklusif dan menstruasinya belum kembali (Godfrey, et al., 2010).
-
- Menurunkan berbagai risiko penyakit tidak menular
Menyusui dikaitkan dengan dengan perubahan metabolisme yang menguntungkan. “Reset Hipotesis” oleh Stuebe, et al. (2009) mengusulkan bahwa perubahan metabolisme yang menguntungkan dalam laktasi tetap ada setelah penyapihan, mengakibatkan penurunan jangka panjang dalam risiko penyakit kronis di antara wanita yang telah menyusui. Menurut beberapa penelitian, dengan menyusui dapat menurunkan risiko ibu terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes, metabolik, kardiovaskular, dan kanker reproduksi.
Benarkah COVID-19 dapat ditularkan melalui ASI ?
Virus COVID-19 belum terdeteksi pada ASI dari ibu yang positif atau diduga terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, tampaknya COVID-19 tidak dapat ditularkan melalui menyusui atau dengan memberi ASI perah dari seorang ibu yang positif maupun diduga terinfeksi COVID-19 (WHO, 2020).
Cara penularan virus COVID-19 :
-
- COVID-19 paling sering menyebar selama kontak dekat
- COVID-19 dapat menyebar melalui transmisi udara
- COVID-19 dapat menyebar melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi
Cara pemberian ASI yang aman bagi ibu positif COVID-19 menurut Kemenkes (2020) :
- Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan payudara
- Mengenakan masker selama menyusui. Jika masker medis tidak tersedia, maka jika bersin atau batuk ditutup tisu dan segera dibuang setelahnya, dan cuci tangan. Dada perlu dicuci jika ibu sudah batuk ke dada. Payudara tidak perlu dicuci sebelum menyusui
- Jika ibu tidak cukup fit untuk menyusui secara langsung, maka ibu dapat memerah ASI (sendiri atau dengan bantuan orang lain)
- Memerah ASI disarankan dan diajarkan dengan tangan atau bisa dengan pompa jika perlu
- Ibu menyusui dan siapapun yang membantunya harus mencuci tangan sebelum memerah atau menyentuh peralatan pompa ASI
- Membersihkan pompa ASI segera setelah penggunaan
- Ibu harus didorong untuk memerah ASI (manual atau elektrik), sehingga bayi dapat menerima manfaat ASI dan untuk menjaga persediaan ASI agar proses menyusui dapat berlanjut setelah ibu dan bayi disatukan
- Jika ibu tetap tidak bisa memerah ASI, maka berikan ASI donor yang tersedia di bank ASI kepada bayi sampai ibu pulih
- Jika ASI donor tidak layak atau tidak tersedia, maka pertimbangkan juga untuk meminta bantuan seseorang dengan kondisi yang sehat atau memenuhi syarat kesehatan untuk memberikan ASI
- Fasilitasi menyusu pada ibu susu sampai ibu pulih
Cara pemberian ASI yang aman saat pandemi COVID-19 bagi ibu menyusui, yaitu :
- Menerapkan 3W bagi ibu yang menyusui langsung :
Wear Mask → Jika ibu mengalami gejala gangguan pernapasan, maka ibu harus menggunakan masker.
Wash Hands → Sebelum dan setelah berkontak dengan anak, biasakan cuci tangan yang bersih dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir.
Wipe Surface → Rutin membersihkan atau mendesinfektasi permukaan yang sering ibu sentuh.
2. Ketika batuk dan bersin, jangan berdekatan dengan anak dan jangan lupa untuk menutup mulut dan hidung.
3. Pastikan pakaian yang ibu gunakan bersih serta tidak digunakan untuk keluar rumah dan berkontak dengan orang lain sebelumnya.
REFERENSI
Baker, J. L., Gamborg, M., Heitmann, B. L., et al. (2008). Breastfeeding reduces postpartum
weight retention. American Journal of Clinical Nutrition. 88(6): 1543–51.
CDC. 2020. Ways COVID-19 Spreads. [online] Available at <https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/how-covid-spreads.html> (Accessed 9 April 2021).
Dieterich, C. M., Felice, J. P., O’Sullivan, E., & Rasmussen, K. M. (2013). Breastfeeding and health outcomes for the mother-infant dyad. Pediatric clinics of North America. 60(1):31–48.
Godfrey, J. R., Lawrence, R. A. (2010). Toward optimal health: the maternal benefits of breastfeeding. Journal of Women’s Health. 19(9): 1597–602.
Ip, S., Chun,g M., Raman, G., et al. (2009). A summary of the agency for healthcare research and quality’s evidence report on breastfeeding in developed countries. Breastfeeding Medicine. 4(1): S17–S30.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Protokol Petunjuk Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Selama Pandemi COVID-19. Kemenkes RI.
Kim, P., Feldman, R., Mayes, L. C., et al. (2011). Breastfeeding, brain activation to own infant cry, and maternal sensitivity. Journal of Child Psychology and Psychiatry. 52(8):907–15.
Natland, S. T., Nilsen, T. I. L., Midthjell, K., et al. (2012). Lactation and cardiovascular risk factors in mothers in a population-based study: the HUNT-study. International Breastfeeding Journal. 7(8).
Schwarz, E. B., Brown, J. S., Creasman, J. M., et al. (2010). Lactation and maternal risk of type 2 diabetes: a population-based study. Am J Med. 123(9): 863–6.
Stuebe, A. M., Rich-Edwards, J. W. (2009). The reset hypothesis: Lactation and maternal metabolism. American Journal of Perinatology. 26(1): 81–8.
Stuebe, A. M., Rich-Edwards, J. W., Willett, W. C., et al. (2005). Duration of lactation and incidence of type 2 diabetes. JAMA. 294(20): 2601–10.
Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI –Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan
WHO. 2006. Infant and Young Child Feeding Counselling: An Integrated Course. [online] Available at: <http://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/9789241594783_Slides02.pdf> (Accessed 14 April 2021).
WHO. 2020. Coronavirus Disease (COVID-19): Breastfeeding. [online] Available at: <https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-answe rs-hub/q-a-detail/coronavirus-disease-covid-19-breastfeeding> (Accessed 9 April 2021).
WHO. 2020. Menyusui dan COVID-19. [online] Available at: <www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-on-covid-19-and-breastfeeding> (Accessed 9 April 2021).
Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : Andi Offset.



Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.