Kenapa kita suka yang manis manis ya?
Kalian pasti pernah ngerasain namanya kelaparan, apa yang kalian lakukan saat mengalami kelaparan? Yang pasti bukan olahraga kan, kalian pasti akan memberi respon berupa mencari makan, ternyata respon ini sudah secara alamiah kita dapatkan semenjak bayi, dimana kita akan menangis agar segera mendapatkan susu. Proses ini dijelaskan secara ilmiah, dimana saat tubuh kita memerlukan makanan, maka otak dan hormone kita akan memberi peringatan berupa rasa lapar itu sendiri.
Nah setelah kita mendapatkan makanan kita tentu akan langsung memakannya, proses berlanjut ke penillaian apakah makanan itu layak dimasukan tubuh atau engga, penilaian ini dilakukan oleh indra pengecap yang ada di lidah kita. Pernah gak sih kalian merasakan saat meminum obat yang pait kalian langsung memberi respon yang tidak enak, bahkan ada beberapa orang yang secara cepat memuntahkannya lagi, itu adalah peran dari indra pengecap kita.
Lidah, indra pengecap kita akan mengalami perubahan seiring kita dewasa, indra pengecap pada anak akan lebih sensitive disbanding pada orang dewasa, itu kenapa anak mudah merasakan sesuatu dan memuntahkannya jka merasa tidak sesuai dengan seleranya. Banyak anak yang lebih memilih makanan yang manis dan asin, dan jika diikuti lebih lanjut akan mengarah pada pemilihan makanan dengan nutrisi yang rendah. Lalu kenapa ya sampai sekarang makanan manis dana sin hampir jadi favorit semua orang? Nah ternyata lidah kita memiliki struktur permukaan yang dapat mendeteksi rasa dasar seperti, manis, asin, pahit, dan asam, nah rasa dasar ini bersama dengan aroma, tekstur, dan temperature akan mempengaruhi pandangan seseorang pada makanan, faktanya kemampuan manusia untuk mendeteksi bau makanan ratusan kali lebih sensitive daripada rasanya itu sendiri, nah kita tau sendiri bahwa makanan yang paling banyak memberi aroma nikmat adalah makanan yang manis seperti kue dan asin seperti ayam goreng. Hidung kita dapat mendeteksi bahkan hanya dari beberapa molekul yang bertanggung jawab untuk aroma dari ayam goring, meskipun jaraknya tidak dekat.
Lanjut ke rasa manis dan asin yang hampir disukai oleh semua orang di penjuru dunia, kedua rasa ini lebih digemari dibandingkan dengan makanan yang memiliki rasa pahit dan asam, nah kenapa sih bisa gitu? Nah ternyata dengan mengonsumsi makanan yang manis kita bisa merasa lebih nyaman loh, mengonsumsi makanan yang mengandung gula juga akan memicu orang untuk mengonsumsi energy yang berlebih, khususnya makaan yang mengandung karbohidrat yang menyediakan energy untuk digunakan otak kita, itu kenapa rasanya kita selalu gak sabar memakan kue ulang tahun dan ingin makan lagi makan lagi.
Rasa asin yang ada di makanan juga mendorong seseorang untuk mengonsumsi lebih banyak mineral seperi sodium dan klorida, sama seperti makanan yang mengandung lemak akan memberi nutrisi esensial dan energy yang banyak pada tubuh. Sedangkan ketidaksukaan seseorang pada rasa pahit akan membuat mereka menahan makanan yang mengandung rasa pahit, nah orang yang memiliki ketidaksukaan yang besar pada rasa pahit pasti akan menjauhi makanan rendah gula seperti brokoli. Hal ini sudah dibuktikan oleh para peneliti dimana saat mereka memberi rasa manis, bayi menunjukan ekspresi nyaman, berbeda saat bayi diberi rasa asam dan pahit dimana bayi langsung mengekspresikan wajah menolak[1].
Perlu diketahui bahwa sifat alamiah seseorang dalam menyukai makanan yang manis ataupun asin bisa menjerumuskan kita pada konsumsi makanan yang berlebihan, dulu rasa manis tidak didapatkan secara mudah denga hanya menambahkan butiran gula, gula sendiri baru menjadi bahan yang tersedia dalam bentuk utuhnya pada beberapa ratus tahun yang lalu, jadi ini merupakan hal yang relative baru di pola diet manusia, meskipun asin ditemukan lebih dulu, kedua zat ini sudah menjadi bahan pokok yang digunakan pabrik-pabrik untuk membuat produknya. Jadi agar tidak menimbulkan ganguan seperti obesitas maupun gangguan tekanan darah ada baiknya jika kita tetap membatasi kedua asupan tersebut dan ada baiknya jika mengonsumsi makanan olahan sendiri karena disamping lebih sehat kita juga terhindar dari pengawet ataupun penambah rasa yang tidak baik bagi tubuh
Sumber : sizer, Frances. Whitney, ellie. 2013. Nutrition concepts and controversies. Cengage Learning
[1]Courtesy of Classic studies of J.E. Steiner, in Taste and Development: The Genesis of Sweet Preference, ed. J.M. Weiffenbach, HHS publication no. NIH 77-1068 (Bethesda, Md: U.S. Department of Health and Human Services, 1977), pp. 173–189, with permission of the author
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.