Marasmus dan kwashiorkor, keduanya memang berawal dari kejadian KEP (Kekurangan Energi Protein) atau istilah umumnya gizi buruk. Keadaan ini banyak diderita oleh kelompok balita, namun tak dapat disangkal bahwa orang dewasa dapat mengalaminya. Penyebab langsung dari KEP adalah defisiensi kalori maupun protein dengan berbagai gejala. Perbedaan mendasar dari marasmus dan kwashiorkor adalah peran dari diet. Diet yang mengandung cukup energi tetapi kurang kandungan protein akan menyebabkan kwashiorkor, sedangkan diet yang kurang energi walaupun mengandung gizi seimbang akan menyebabkan marasmus.

Pada penderita kwashiorkor, tubuh mengalami kekurangan protein. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah kulit (edema), penderitanya juga ditandai perut yang membesar. Sebaliknya, penderita marasmus mengalami penyusutan massa otot dan memiliki perut yang cekung ke dalam sehingga nampak sangat kurus dikarenakan tubuh kekurangan berbagai macam gizi dengan tingkat yang parah. Berikut masing-masing gejala dari marasmus dan kwashiorkor.
1. Gejala marasmus
– Tampak sangat kurus
– Wajah seperti orang tua
– Cengeng
– Kulit keriput
– Perut cekung
– Tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berkurang (melemah)
2. Gejala kwashiorkor
– Adanya edema di seluruh tubuh, terutama kaki, tangan, atau anggota badan lain
– Wajah membulat dan sembab
– Pandangan mata sayu
– Pembesaran hati dan pengecilan otot
– Rambut tipis dan kemerahan, serta kelainan kulit

Sumber:
Suyadi E.S. (2009). Kejadian KEP. Depok: Universitas Indonesia. [online] http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126104-S-5830-Kejadian%20KEP-Literatur.pdf
ICRHC-Hospital Care for Children. (2016). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. [online] Available at: http://www.ichrc.org/bab-7-gizi-buruk [Accessed 7 Feb. 2019].

Written by akg

Leave a Reply