Selamat sore semuanya. Informasi Gizi hadir kembali nih dengan bahasan water spinach, kira-kira apa ya? Yaps, water spinach disebut juga dengan kangkung. Selain itu juga disebut Swamp cabbage dan Water convovulus. Tanaman kangkung (Ipomea reptans Poir) termasuk tanaman sayuran yang berumur pendek. Seperti brokoli, kembang kol, dan sawi, kangkung adalah keturunan dari kubis liar.

Asal-Usul Kangkung

Kangkung Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4- 6 minggu sejak dari benih.

Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas. Varietas itu yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit. Kangkung darat umumnya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan dapat menjadi salah satu menu di rumah-rumah makan. Kangkung air tumbuh baik pada tempat yang basah atau berair. Kangkung ini tangkai daunnya panjang, daunnya lebar, bunganya berwarna ungu dan daunnya memiliki warna hijau tua. Berbeda dengan kangkung air, kangkung darat justru banyak tumbuh dilahan kering atau tegalan. Daun lebih langsing dengan ujung daun meruncing, warnanya hijau pucat keputih-putihan, warna bunga putih andipelihara untuk menghasilkan biji sebagai benih yang baru.

Bagian kangkung yang di konsumsi adalah daunnya, rasanya segar dan banyak mengandung zat besi juga vitamin A dan C. Kangkung beradaptasi terhadap kondisi iklim dan tanah yang cukup beragam, akan tetapi memerlukan kelembaban tanah yang relatif tinggi untuk pertumbuhan yang optimum.  Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi lebih disukai. Kangkung dapat memberikan hasil yang optimum pada kondisi dataran rendah Tropika dengan temperatur tinggi dan penyinaran yang pendek. Temperatur yang ideal berkisar 25 – 30°C, sedangkan dibawah 10°C tanaman akan rusak

Kandungan Gizi dan Manfaat Kangkung

  • Seperti sayuran pada umumnya kangkung mengandung serat yang tinggi
  • Seratus gram kangkung darat mengandung 458 gram kalium dan 49 gram natrium. Kedua zat ini merupakan persenyawaan gram bromida yang bekerja sebagai obat tidur karena sifatnya yang menekan susunan saraf pusat
  • Kangkung mengandung zat sedative dimana dapat menurunkan ketegangan daan menginduksi ketenangan Zat sedative dalam kangkung ini lebih banyak kandungannya pada kangkung darat daripada kangkung air
  • Senyama ipomea dalam kangkung juga mengandung senyawa lysergic acid, yaitu morning glory seed yang berkhasiat sebagai halusinogenik
  • Kangkung kaya akan senyawa fitokimia. Senyawa fitokimia merupakan komponen bioaktif dan antioksidan alami bagi tubuh. Senyawa ini berperan sebagai nutrisi dan serat alami yang dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas dan mencegah pertumbuhan sel kanker. Beberapa manfaat lain dari senyawa fitokimia adalah menghambat proses penuaan dini dan menurunkan risiko terhadap penyakit kanker, hati, stroke, tekanan darah tinggi, katarak, osteoporosis dan infeksi saluran pencernaan. Beberapa jenis senyawa fitokimia adalah alkaloid, flavanoid, kuinon, tanin, polifenol, saponin yang fungsinya saling melengkapi
  • Sebagai antiracun, antiradang, peluruh kencing, menghentikan pendarahan, dan memiliki efek sedatif
  • Efek sedatif pada kangkung mampu membawa zat berkhasiat ke saluran pencernaan. Karena itulah kangkung memiliki kemampuan menetralkan racun

Kangkung memiliki kadar purin yang cukup tinggi, lebih tinggi daripada kadar kurin dalam kacang tanah. Dalam setiap 100 gram kangkung terdapat 289 mg purin. Karena itulah konsumsi kangkung oleh penderita asam urat harus dibatasi. Secara alami, purin terdapat hampir di semua makanan seperti sayur, buah, kacang-kacangan, bahkan makanan dari bahan hewani. Tubuh manusia pun menghasilkan purin, karena memang metabolisme normal pada manusia akan menghasilkan purin. Purin yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebanyak 85% dari kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, idealnya kebutuhan purin yang didapatkan dari makanan adalah 15%. Kelebuhan purin dalam tubuh akan memicu timbulkan asam urat. Namun, para penderita asam urat masih boleh mengonsumsi kangkung sebanyak 100-150 mg per hari. Berarti masih boleh mengonsumsi kangkung sebanyak 50 gram per hari

Mitos Kangkung

Berkaitan dengan mitos yang menyebutkan kangkung menyebabkan kantuk, saat ini belum ada penelitian yang bisa menjelaskan alasan yang tepat mengenai hal tersebut.Beberapa pendapat mengatakan bahwa kandungan Fe yang tinggi pada kangkung menyebabkan hal ini. Pendapat ini terpatahkan karena hampir semua daun berklorofil mengandung Fe. Tentunya jika alasan ini yang menyebabkan kangkung penyebab kantuk maka sayuran hijau yang lain juga begitu

Pendapat lain mengatakan serat tinggi pada kangkunglah yang menyebabkan kantuk. Kadar serat yang tinggi akan menyebabkan alat pencernaan bekerja keras dan membutuhkan oksigen dalam jumlah banyak. Berkurangnya jatah oksigen pada otak berefek pada rasa kantuk. Namun, alasan ini pun kurang tepat. Jika memang benar begitu, maka semua daun berserat tinggi akan menyebabkan kantu

Sampai saat ini, pendapat yang mendekati kebenaran mengapa kangkung disebut sebagai tanaman penyebab kantuk adalah zat sedative yang terkandung di dalamnya. Sedative adalah zat yang menyebabkan orang yang mengonsumsinya merasa tenang, sehingga berpotensi untuk menimbulkan kantuk. Alasan ini pun belum bisa menjadi alasan yang tepat karena tingkat respon sedative setiap orang berbeda-beda. Sampai saat ini memang belum ada penelitian lebih lanjut yang khusus mengenai kondisi ini

Cara Tepat Mengonsumsi Kangkung

Hampir semua bagian pada kangkung dapat dikonsumsi. Bagian yang menyimpan nutrisi paling penting pada kangkung adalah bagian puncuk daun dan batang muda. Selain masih banyak mengandung zat gizi, bagian tersebut juga masih segar dan renyah untuk dikonsumsi. Kangkung biasa diolah menjadi tumis kangkung, cah kangkung, atau menjadi lalapan. Saat ini mulai dikembangkan inovasi baru dalam pengolahan kangkung, yaitu biskuit kangkung. Biskuit ini dapat menjadi alternatif makanan sumber serat yang praktis bagi masyarakat modern

Sumber :

Anonymous. Kangkung Darat dan Kangkung Air. Trubus, No. 186, tahun XVI – Mei 1985

Djuariah, D. 1997. Evaluasi Plasma Nutfah Kangkung di Dataran Medium Rancaekek. J. Hort. 7(3): 756-762

Edi, S dan A, Yusri. 2009. Budidaya Kangkung Darat Semi Organik. Jambi:Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Written by akg

Leave a Reply