Banyak orang mengonsumsi soda, baik soda biasa maupun diet soda. Namun pada kenyataannya banyak hal buruk dari minuman bersoda. Pertama-tama, dalam 360ml minuman bersoda, terkandung lebih dari 3sdm gula. Padahal kebutuhan gula yang dibutuhkan dan dapat ditoleransi tubuh seseorang dalam sehari kira-kira 12 sdm. Lebih parahnya, gula yang terkandung dalam minuman bersoda bukan merupakan gula murni. Gula yang terkandung dalam minuman bersoda adalah HFCS (High-Fructose Corn Syrup). HFCS dikenal dapat mempengaruhi metabolisme lebih buruk daripada gula murni. Selain itu, orang-orang yang terbiasa meminum soda dan menggunakannya sebagai pengganti air minum akan mudah mengalami dehidrasi.
Pemanis buatan yang terdapat dalam minuman bersoda terbuat dari bahan kimia yang berpotensi menjadi racun bagi otak dan sistem syaraf. Pemanis buatan bersifat adiktif dan tidak dapat memuaskan kebutuhan akan gula yang sesungguhnya.
Selain itu, minuman bersoda juga mengandung pewarna buatan yang bersifat asam kuat. Asam kuat ini tidak baik bagi tulang karena dapat menarik kalsium tulang untuk menetralkan keasamannya. Jika kalsium tulang berkurang, maka dapat mengakibatkan osteoporosis dalam jangka panjang. Selain pada tulang, penarikan kalsium juga dapat terjadi pada email gigi.
Mengonsumsi minuman bersoda sesekali masih bisa ditoleransi. Namun, akan lebih baik dan sehat apabila lebih banyak mengonsumsi air putih. Masih banyak minuman manis lainnya selain soda yang dapat dijadikan alternatif, antara lain campuran antara sirup buatan sendiri dengan air murni bersoda (yang tidak mengandung pemanis dan pewarna buatan).
Sumber: Abramson, Winnie. 2013. One Simple Change. San Francisco: Chronicle Books.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.