Jamur enoki (Flammulina velutipes), enokitake, atau golden needle mushroom adalah salah satu jamur yang dapat dimakan dan telah lama dikenal di negara-negara Asia terutama Tiongkok, Jepang, Korea, dan Vietnam karena nilai gizinya dan rasanya yang lezat (Mahfuz et al., 2018). Namun belum lama ini, jamur enoki dikabarkan menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di negara Amerika Serikat, Kanada, dan Australia karena mengonsumsi jamur enoki asal Korea Selatan yang tercemar bakteri Listeria monocytogenes. Hal ini terjadi Maret hingga April yang lalu (CNN, 2020).
Berdasarkan bukti epidemiologi wabah Listeria diperkirakan berasal dari Perusahaan Green Co Ltd di Korea yang memasok jamur enoki ke beberapa perusahaan lainnya. Dilaporkan sebanyak 36 orang terinfeksi dari 17 negara bagian di AS, 31 kasus rawat inap dan 4 kematian di California, Hawaii dan New Jersey. Enam kasus diantaranya terkait kehamilan dengan dua kasus mengakibatkan keguguran. Pada 9 Juni 2020 wabah ini tampaknya sudah berakhir (CDC, 2020). Di Indonesia sendiri, dilakukan pengujian di laboratorium milik PT Saraswanti Indo Genetech dan ditemukan 5 lot jamur enoki dengan bakteri Listeria melebihi ambang batas dari Korea Selatan. Jamur tersebut sudah dimusnahkan oleh Kementan RI untuk menghindari adanya kesalahan penanganan dalam konsumsi (CNN Indonesia, 2020).
Listeria Monocytogenes
Listeria monocytogenes adalah patogen intraseluler gram positif penyebab keracunan makanan, dan merupakan intraselular Gram-positif yang mampu menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit listeriosis (Thakur, et al., 2018). Listeriosis dapat menimbulkan gejala yang berbeda bergantung pada penderitanya. Pada wanita hamil listeriosis mengakibatkan gejala seperti demam, flu, kelelahan dan nyeri otot. Infeksi selama kehamilan bisa menyebabkan keguguran, kelahiran mati atau lahir prematur. Orang-orang selain wanita hamil mengalami gejala berupa sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang-kejang. Gejala listeriosis biasanya mulai 1 hingga 4 minggu setelah makan makanan yang terkontaminasi dengan Listeria. Beberapa orang melaporkan gejala mulai paling lambat 70 hari setelah paparan atau paling cepat pada hari yang sama saat paparan (CDC, 2020).
Patogen terdapat di berbagai lingkungan pemrosesan, distribusi, dan ritel makanan, seperti susu mentah, keju, produk daging mentah, dan salad. Penyebab utama kontaminasi adalah kondisi kebersihan yang buruk selama pemerahan dan pemotongan (pada susu dan daging). Kontaminasi silang dalam pemrosesan makanan juga bertanggung jawab untuk pertumbuhan L. monocytogenes dalam makanan olahan (Thakur et al., 2018). Populasi yang lebih beresiko mengalami keracunan makanan oleh Listeria antara lain wanita hamil, lansia, dan orang-orang dengan imunitas tubuh yang lemah (CDC, 2016)
Tindakan Pencegahan
Untuk mencegah infeksi Listeria, cuci dan bersihkan semua permukaan dan wadah yang mungkin bersentuhan dengan jamur enoki. Listeria dapat bertahan dalam suhu dingin dan dapat dengan mudah menyebar ke makanan dan permukaan lainnya. Pembersihan wadah dan permukaan dapat dilakukan dengan air panas dan sabun, kemudian menggunakan larutan 1 sendok makan cairan pemutih dalam 1 galon air (CDC, 2020). Bakteri ini dapat dihilangkan dengan pemanasan pada suhu 75 derajat celsius (Kementan RI oleh CNN Indonesia, 2020).
Manfaat Jamur Enoki
Sebenarnya jamur enoki (Flammulina velutipes) memiliki banyak manfaat serta rasa yang lezat. Jamur enoki memiliki kandungan kaya akan vitamin B1 dan sumber seng (zinc). F. velutipes diketahui bermanfaat bagi penderita hipertensi, lansia, dan anak-anak yang sedang tumbuh. Aktivitas biologisnya dapat membantu mengurangi gula darah, tekanan darah, dan kolesterol di samping efek antitrombotiknya (Yeh, Ko, dan Lin, 2014). Antitrombotik adalah sifat obat yang menghambat agregasi trombosit (FK Unissula, 2015).
Jamur ini tidak memiliki efek racun yang diketahui pada tubuh manusia dan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. F. velutipes memiliki serat yang merupakan polisakarida aktif yang dapat dimakan dan tidak dapat diuraikan oleh enzim litik atau dicerna dalam saluran pencernaan manusia. Serat makanan yang larut dalam air ini dapat bergabung dengan kolesterol atau asam kolat melalui adsorbsi (menempelnya molekul, ion, atau atom pada suatu permukaan), mengurangi jumlah asam kolat yang dikembalikan ke hati dan meningkatkan metabolisme kolesterol dan transformasi menjadi asam kolat. Konsentrasi kolesterol berkurang dan penyerapan lipid dalam usus kecil terhambat. Oleh karena itu, kandungan lemak dalam darah dan kemungkinan penyakit kardiovaskular dapat dikurangi. Semakin tinggi konsentrasi serat makanan yang larut dalam air, semakin baik kemanjurannya dalam menurunkan kolesterol darah (Yeh, Ko, dan Lin, 2014).
Selain itu, zat bioaktif seperti sterol, sesquiteropenoid dan senyawa sterpurol, flammulinol-A, enokipodin yang diisolasi dari jamur F. velutipes memiliki efek antioksidan yang kuat, penurun kolesterol, antiinflamasi, modulasi imun, antibakteri, antijamur, dan efek sitotoksik. Sebagai rangkuman, jamur enoki memiliki kalori yang rendah, serat pangan yang baik, protein dengan semua asam amino esensial, mineral dan vitamin yang memadai (Mahfuz et al., 2018).
Referensi :
- Centers for Disease Control and Prevention. 201 Listeria (Listeriosis) : People at Risk [online] available at : https://www.cdc.gov/listeria/risk.html
- Centers for Disease Control and Prevention . 2020. Outbreak of ListeriaInfections Linked to Enoki Mushrooms: Final Update [online] available at : https://www.cdc.gov/listeria/outbreaks/enoki-mushrooms-03-20/index.html
- CNN Indonesia. (2020, 26 Juni). Kementan Minta Importir Musnahkan Jamur Enoki Sebab Berbahaya. 7 Juli 2020. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200626083655-92-517701/kementan-minta-importir-musnahkan-jamur-enoki-sebab-berbahaya
- Departemen Farmakologi. (2015, Mei). Antikoagulan Antitrimbotik Trombolitik. Fakultas Kedokteran Sultan Agung Semarang. 27 Juli 2020. https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/kuliah%20ANTI%20KOAGULAN.pdf
- Mahfuz, S. et al. (2018). Effect of golden needle mushroom (Flammulina velutipes) stem waste on laying performance, calcium utilization, immune response and serum immunity at early phase of production. Asian-Australasian Journal of Animal Sciences. doi: 10.5713/ajas.17.0787.
- Thakur, M., Patial, V., Asrani, R, K., 2018. Listeria monocytogenes: A Food-Borne Pathogen. In book : Foofborne diseases. Elsevier Inc. Available at : https://www.researchgate.net/publication/323337246_Listeria_monocytogenes_A_Food-Borne_Pathogen
- Yeh, M. Y., Ko, W. C. dan Lin, L. Y. (2014). Hypolipidemic and Antioxidant Activity of Enoki Mushrooms (Flammulina velutipes). BioMed Research International. doi: 10.1155/2014/352385.

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.