Karbohidrat memainkan peranan yang penting dalam diet. Penggantian gula pada makanan dengan pemanis buatan (artificial sweeteners) merupakan hal yang umum dan sebuah pendekatan untuk mencegah karies gigi (gigi berlubang), obesitas dan penyakit-penyakit terkait lainnya seperti diabetes dan hiperlipidemia [1].
Pemanis buatan atau yang juga biasa disebut sebagai pemanis rendah kalori (low-calorie sweeteners) telah mendapatkan sorotan khusus sebagai media yang dapat memberikan rasa manis tanpa memberikan energi ekstra yang berasal dari makanan dan minuman yang sudah mengandung pemanis berkalori [2,3]. Intensitas rasa manis yang diberikan oleh kebanyakan pemanis buatan setidaknya 100 kali lebih tinggi dibandingkan gula biasa, sehingga ketika ingin menggunakannya sebagai pengganti gula, hanya dibutuhkan pemanis buatan dalam jumlah yang sedikit [2].
Pemanis Buatan yang Aman untuk Digunakan?
Terdapat enam jenis pemanis buatan yang telah diuji dan disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA):
Asesulfam-K (Acesulfame potassium (ace-K))
Aspartam (Aspartame)
Sakarin (Saccharin)
Sukralosa (Sucarlose)
Neotam (Neotame)
Advantam (Advantame)
Di Indonesia, terdapat enam jenis pemanis buatan yang disetujui penggunaan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM RI) [4]:
Asesulfam-K (Acesulfame potassium (ace-K))
Aspartam (Aspartame)
Siklamat (Cyclamate)
Sakarin (Saccharin)
Sukralosa (Sucarlose)
Neotam (Neotame)
Batas maksimum penggunaan keenam jenis pemanis buatan tersebut diatur dalam Peraturan Kepala BPOM No. 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis.
Bagaimana Pemanis Rendah Kalori Dapat Memberikan Rasa Ekstra Manis Tanpa Energi Tambahan?
Rasa manis dihasilkan dari adanya interaksi ikatan antara molekul dengan reseptor khusus pada papilla lidah [5]. Reseptor rasa manis, tidak hanya memberikan respon terhadap gula berkalori, seperti sukrosa dan glukosa, tetapi juga untuk pemanis buatan [3]. Reseptor tersebut nantinya akan mengirimkan sinyal ke otak dan otak memprosesnya hingga dihasilkan sensasi yang dirasakan sebagai rasa manis [5].
Pemanis buatan, seperti aspartame, mengikat reseptor rasa manis lebih kuat dibandingkan sukrosa, sehingga rasa manis yang dihasilkan 200 kali lebih intens dibandingkan sukrosa. Sakarin (yang pernah menjadi pemanis sangat popular pada masanya namun diklaim memiliki potensi karsinogen) mengikat reseptor rasa manis jauh lebih kuat dibandingkan sukrosa, sehingga rasa manis yang dihasilkan 300 kali lebih kuat [5,6].
Hampir seluruh pemanis buatan tidak memberikan energi ekstra karena tidak dapat diuraikan oleh tubuh sehingga pada saat dieliminasi dari dalam tubuh melalui urin tidak mengalami perubahan [5,6]. Aspratam, yang merupakan kombinasi dari 2 asam amino, seperti protein lainnya, akan menghasilkan kalori sebanyak 4 kkal/g ketika dimetabolisme dalam tubuh. Namun efek tersebut tidak diperhitungkan karena jumlah aspartam yang digunakan sedikit [6].
Apakah Pemanis Rendah Kalori Dapat Menyebabkan Karies Gigi?
Meskipun bersifat manis seperti gula, pemanis rendah kalori tidak dapat menyebabkan gigi berlubang karena pemanis tersebut tidak dapat diurai oleh bakteri yang terdapat pada gigi. Karena tidak dapat diurai, maka tidak terbentuk asam yang dapat menyebabkan dimineralisasi gigi [6].
Apakah Pemanis Rendah Kalori Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan?
Makanan maupun minuman yang mengandung pemanis rendah kalori dapat membantu menurunkan berat badan jika konsumsi makanan dan minuman berkalori dari sumber lain tidak berlebihan [7].
Pemanis Rendah Kalori Diperuntukkan Bagi Siapa?
Berdasarkan perspektif kesehatan, hampir semua orang dapat mengonsumsi makanan atau minuman yang menggunakan pemanis rendah kalori [6].
Tips Menggunakan Pemanis Rendah Kalori [6]
Karena memiliki rasa manis yang lebih kuat dibandingkan gula biasa, penambahan pemanis rendah kalori haruslah sedikit demi sedikit sampai tercapai tingkat rasa manis yang diinginkan.
Gunakan pemanis rendah kalori jenis apapun untuk resep masakan yang tidak membutuhkan pemanasan, seperti minuman dingin, salad, makanan penutup yang dibekukan.
Gunakan sakarin, asesulfam-K dan sukralosa pada semua jenis resep masakan (tidak dimasak, dimasak, maupun dipanggang) karena ketiga jenis pemanis tersebut bersifat heat-stable dan dapat mempertahankan tingkat rasa manisnya meskipun dipanaskan.
Tambahkan aspartam (jika digunakan) pada saat mendekati waktu akhir pemasakan. Aspartam bersifat tidak stabil terhadap panas dan pemanasan dalam waktu lama dan suhu tinggi dapat menyebabkan kehilangan rasa manis pada aspartame, namun masih tetap aman untuk dikonsumsi.
Daftar Referensi
Ahmed J, Preissner S, Dunkel M, Worth C, Eckert A, Preissner R. SuperSweet–a resource on natural and artificial sweetening agents. Nucleic Acids Res. 2010;39(Database):D377-D382.
American Diabetes Association. Low-Calorie Sweeteners [Internet]. American Diabetes Association. 2016 [cited 22 June 2016]. Available from: http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/understanding-carbohydrates/artificial-sweeteners/?referrer=https://www.google.co.id/.
Brown R, de Banate M, Rother K. Artificial Sweeteners: A systematic review of metabolic effects in youth. Int J Pediatr Obes. 2010;5(4):305-312.
Kepala BPOM RI. Peraturan Kepala BPOM No. 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis. Jakarta; 2014
Scientific American. How can an artificial sweetener contain no calories? [Internet]. Scientific American. 2016 [cited 22 June 2016]. Available from: http://www.scientificamerican.com/article/how-can-an-artificial-swe/.
Duyff R. American Dietetic Association: Complete Food and Nutrition Guide. 4th ed. New Jersey: John Wiley & Sons; 2012.
Moore M. 5 Must-Know Facts About Sweeteners [Internet]. Diabetes Forecast. 2016 [cited 22 June 2016]. Available from: http://www.diabetesforecast.org/2016/jan-feb/5-must-know-facts-about-sweeteners.html?loc=morefrom?referrer=http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/understanding-carbohydrates/artificial-sweeteners/?referrer=https://www.google.co.id/.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.