Garam Himalaya Lebih Sehat dari Garam Biasa, Benar Gak Ya?

Garam himalaya saat ini tengah menjadi perbincangan hangat sebagian masyarakat tanah air. Garam ini kerap kali digunakan sebagai pengganti garam biasa karena dianggap lebih sehat. Popularitas garam himalaya menanjak karena diklaim mengandung berbagai zat mineral dan dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Lantas, benarkah garam himalaya lebih sehat dibandingkan garam biasa? 

 

Mengenal Garam Himalaya

Himalayan salt adalah garam batu atau halit dari wilayah Punjab, Pakistan. Garam ini ditambang di Tambang Garam Khewra di Khewra, Distrik Jhelum, Punjab, yang terletak di kaki bukit Sistem perbukitan Salt Range di provinsi Punjab di Dataran Indo-Gangga. Terletak sekitar 190 mil (310 km) dari Himalaya, 160 mil (260 km) dari Lahore, dan 185 mil (298 km) dari Amritsar, India.

 

Garam Himalaya secara umum mirip dengan garam lainnya, tetapi memiliki lebih banyak kandungan mineral. Kristal garam ini memiliki warna putih pucat hingga transparan, sementara di beberapa bagian garam lainnya berwarna merah muda, kemerahan, atau merah daging sapi. Warna kemerahan ini disebabkan karena adanya unsur-unsur dalam polyhalite dan trace mineral. Garam himalaya tidak melalui proses kimiawi apapun sehingga tetap terjaga keasliannya. Terdapat 84 jenis mineral dan zat galian dalam garam himalaya dengan bentuk yang seimbang untuk keperluan tubuh manusia sehingga garam ini mudah diserap oleh sel dalam tubuh.

Garam Himalaya (Ahli Gizi ID)

Kandungan Garam Himalaya

Garam himalaya terdiri dari 95-98% natrium klorida, 2-4% polialit (kalium, kalsium, magnesium, sulfur, oksigen, hidrogen), 0,01% fluorida, 0,01% yodium dan sejumlah kecil mineral. Beberapa penelitian telah melaporkan kandungan mineral garam himalaya seperti zat besi, seng, dan kalsium. Dibandingkan dengan garam biasa, sampel himalayan salt yang berwarna merah muda gelap mengandung kadar kalsium, kalium, aluminium, barium, dan silikon yang lebih tinggi. Sedangkan untuk kadar magnesium dan boronnya lebih rendah dibandingkan garam biasa. Sementara itu, jika dibandingkan dengan garam biasa, sampel garam himalaya yang berwarna merah muda sedang memiliki kadar kalium dan barium lebih tinggi. Namun, kadar magnesium, boron, dan sulfurnya lebih rendah dibandingkan garam biasa.

 

Perbandingan Nutrisi pada Garam Himalaya dan Garam Biasa

Seperti dijelaskan sebelumnya, garam himalaya memiliki kandungan mineral seperti kalium, aluminium, barium, dan silikon yang lebih tinggi. Akan tetapi, lebih rendah kadar magnesium, boron dan sodiumnya. Berikut merupakan tabel perbandingan nutrisi antara garam himalaya (merk Affordable wholefoods) dengan garam biasa​:

Kandungan Garam biasa (mg/kg) Garam himalaya (mg/kg)
Alumunium   0.00 30.77
Kalsium   393.28 179.40
Zat Besi   0.00 44.00
Magnesium   83.94 1345.12
Fosfor   0.00 28.90
Sulfur   431.22 2491.33
Sodium   427.636 394.315
Potassium   151.68 2085.71

 

Benarkah Garam Himalaya Lebih Sehat?

Merujuk dari penelitian perbandingan kandungan nutrisi garam himalaya dan garam biasa di atas, memang benar garam himalaya unggul karena lebih kaya akan mineral. Akan tetapi, perbedaan kandungan nutrisi kedua jenis garam tersebut dianggap tidak signifikan. Sebagai gambaran, untuk memenuhi kebutuhan kalium per hari orang dewasa dalam kondisi sehat, setidaknya dibutuhkan 1,7 kilogram garam himalaya per hari.  Jumlah tersebut tentunya tidak realistis untuk dikonsumsi.

 

Pada akhirnya, tidak ada manfaat kesehatan yang lebih banyak untuk garam himalaya dibandingkan dengan jenis garam apa pun. Selain itu, mengonsumsi garam secara berlebihan malah akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

 

Referensi:

  1. Fayet-Moore F, Wibisono C, Carr P, et al. An Analysis of the Mineral Composition of Pink Salt Available in Australia. mdpi.com/journal/foods. Published online October 19, 2020. doi:10.3390/foods9101490
  2. Kaushik S, Kumar R, Kain P. Salt an Essential Nutrient: Advances in Understanding Salt Taste Detection Using Drosophila as a Model System. J Exp Neurosci. Published online January 2018:117906951880689. doi:10.1177/1179069518806894
  3. McKillop H, Aoyama K. Salt and marine products in the Classic Maya economy from use-wear study of stone tools. Proc Natl Acad Sci USA. Published online October 8, 2018:10948-10952. doi:10.1073/pnas.1803639115
  4. Rizqi, Ghani Kamala (2018) Pengaruh Substitusi Garam Dapur Dengan Garam Himalaya Terhadap Kualitas Telur Asin. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. [online] Available at: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10789/
  5. Sarker A, Ghosh S, Sarker K, Basu D, Jyoti Sen ProfDrD. HALITE; THE ROCK SALT: ENORMOUS HEALTH BENEFITS. Department of Pharmaceutical Chemistry, Shri Sarvajanik Pharmacy College, Gujarat Technological University, Arvind Baug, Mehsana-384001, Gujarat, India. Published online November 14, 2016. doi:10.20959/wjpr201612-7482
  6. ul Hassan A, Mohy Udd Din Ayesha, Ali Sakhawat. Chemical Characterisation of Himalayan Rock Salt. Pakistan Journal of Scientific and Industrial Research Series A Physical Sciences. 2017;48(45).
  7. W. L T, A A, M. F. M N. Sodium and potassium contents in selected salts and sauces. International Food Research Journal. Published online January 29, 2016.

Written by akg

Leave a Reply