Biskuit Bitam, Cemilan Anti Anemia Besi Untuk Balita

Oleh : Athiya Fadlina – S1 Reg Gizi 2014

 

Anemia gizi besi masih merupakan masalah gizi yang banyak dialami pada kelompok rentan, seperti balita, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil dan menyusui. Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin di dalam darah kurang dari nilai normal. Hal ini terjadi karena zat besi berperan pada sintesa sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dalam keadaan lanjut menyebabkan pembentukan sel darah merah tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh yang diasosiasikan sebagai keadaan anemia. Menurut WHO dan pedoman Kemenkes 1999, cut-off points anemia berbeda-beda antar kelompok umur, maupun golongan individu. Kelompok umur atau golongan individu tertentu yang dianggap lebih rentan menderita anemia dibandingkan kelompok lain..Rujukan cut-off point anemia balita 12-59 bulan adalah kadar Hb dibawah 11,0 g/dl. g/dl. Berdasarkan pengelompokan umur, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi, yaitu 28,1 persen dan cenderung menurun pada kelompok umur anak sekolah, remaja sampai dewasa muda (34 tahun).

Zat besi diperlukan untuk pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Hal ini juga ditemukan dalam mioglobin (pigmen merah otot), yang menyimpan oksigen untuk digunakan selama kontraksi otot. Besi merupakan bagian penting dari banyak sistem enzim yang membebaskan energi dalam sel. Hal ini penting untuk sintesis neurotransmitter di otak, perkembangan saraf dan untuk pembentukan laktoferin yang berkontribusi pada sifat anti-bakteri dari ASI. Penyebab paling umum dari kekurangan zat besi adalah pola makan yang buruk yang mengandung zat besi yang tidak memadai. Balita yang berumur 7-12 bulan membutuhkan zat besi sebanyak 7.8 mg/hari. Sedangkan balita yang berusia 1-3 tahun membutuhkan 6.9 mg/hari zat besi. Permasalahan pola makan yang buruk pada balita anemia gizi besi dapat diatasi dengan pemberian asupan yang kaya akan zat besi. Zat besi bisa didapatkan dari tumbuhan dan hewan. Salah satu tumbuhan yang terkenal akan zat besi nya adalah bayam dan buah bit. Menurut USDA Nutrient Database, dalam buah bit mentah terkandung zat besi sebanyak 0.8 mg per100 g. sedangkan dalam bayam terkandung 2.71 mg zat besi per 100 g. Buah bit dan bayam kaya akan zat besi, tetapi terkadang anak balita tidak menyukai mengonsumsi sayur dan buah. Maka karena itu bayam dan buah bit harus dikemas semenarik mungkin. Biskuit bitam merupakan solusi untuk cemilan anti anemia gizi besi. Biskuit bitam memiliki bahan dasar bayam dan buah bit. Dengan teksturnya yang renyah, biskuit bitam dapat menjadi cemilah sehari hari anak balita. Adapun bahan untuk membuat biskuit bitam :

300 gram tepung terigu.
75 gram bayam, cincang halus.
100 gram havermut.
250 gram mentega.
100 gram buah bit.
150 gram gula palem.
2 butir kuning telur.
100 ml susu cair.
½ sendok teh baking powder.
¼ sendok teh garam.

Cara membuat 
1. Campur tepung terigu, havermut, bayam, buah bit,  dan baking powder. Aduk rata.
2. Kocok mentega, gula palem, telur, dan susu cair hingga rata dan warnanya menjadi putih.
3. Masukkan campuran terigu ke dalam kocokan telur, aduk rata.
4. Ambil satu sendok adonan, taruh dalam loyang yang sudah dioles margarin dengan diberi jarak.
5. Panggang selama 25 menit, dengan panas 140°C hingga matang dengan warna kuning kecokelatan.

Biskuit bitam merupakan salah satu solusi untuk mencegah anemia defisiensi besi pada balita. Rasanya enak seperti biskuit bayi dan kandungannya kaya akan zat besi. Pembuatan biskuit bitam juga tidak terlalu sulit dan memakan waktu. cemilan enak dan kaya akan zat besi, biskuit bitam solusinya!

 

Sumber :

1. Iron Deficiency Anemia In Toddlers, https://www.infantandtoddlerforum.org. Diakses pada 26 Oktober 2014

2. Riset Kesehatan Dasar 2013. (2013). Kementerian Kesehatan RI

3.  http://www.ayahbunda.co.id/resep/bekal.sekolah/biskuit.bayam/012/001/129

4. USDA Nutrient Database

Written by akg

Leave a Reply