Menurut the National Institute of Mental Health, eating disorders (EDs) melibatkan gangguan makan, seperti pengurangan ekstrim, dan asupan makanan yang tidak sehat atau makanan berlebihan yang berat serta perasaan tertekan atau perhatian yang ekstrim kepada bentuk atau berat tubuh. Perilaku makan menyimpang ini terjadi pada jutaan orang dalam kurun waktu kapanpun, tetapi pada umumnya diderita oleh wanita yang berumur 12 – 35 tahun (Brown, 2005).
Eating disorder terbagi menjadi 4 yaitu anoreksia nervosa, bulimia nervosa, binge eating disorder dan eating disorder not otherwise specified.
- Anoreksia nervosa yaitu menurunnya nafsu makan dan ketakutan berlebih pada kenaikan berat badan
- Bulimia nervosa yaitu makan yang berlebihan disertai perasaan dimana penderitanya merasa kehilangan pengendalian diri ketika makan disertai muntah yang dilakukan secara sengaja serta penyalahgunaan obat pencahar dan diuretik
- Binge eating disorder yaitu keadaan mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan disertai dengan kehilangan kontrol ketika makan dan terus berulang namun tidak disertai dengan pemuntahan. Setelah makan dalam jumlah yang besar biasanya penderita merasa bersalah dan malu dengan perilakunya.
Eating disorder not otherwise specified atau EDNOS adalah gangguan makan yang tidak memenuhi kriteria untuk disebut sebagai anoreksia nervosa, bulimia nervosa atau binge – eating disorder. Karakteristik EDNOS menurut Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSM-IV) (McComb,2001) adalah :
- Orang yang mengalami semua kriteria anorexia nervosa meskipun berat badannya turun drastis namun masih dalam batas yang normal.
- Orang yang memenuhi kriteria bulimia nervosa kecuali orang yang frekuensi binge-eating dan mekanisme pengkompensasiannya pada frekuensi kurang dari 2 kali dalam seminggu atau selama durasi kurang dari 3 bulan.
- Melakukan pengkompensasian walaupun setelah memakan sedikit makanan.
- Mengunyah dan menikmati rasa makanan dalam jumlah besar namun tidak menelannya.
EDNOS memiliki 5 subtipe yaitu :
- Atypical anorexia nervosa : perilaku membatasi tetapi tidak memenuhi kriteria berat badan rendah untuk disebut sebagai anoreksia nervosa, individu masih mempunyai berat badan yang normal.
- Bulimia nervosa dengan frekuensi rendah dan/ atau durasi terbatas : semua perilaku yang termasuk kriteria bulimia nervosa dilakukan, akan tetapi perilaku binge eating atau perilaku kompensasi dilakukan dengan frekuensi yang lebih rendah dan atau durasinya kurang dari 3 bulan .
- Binge – eating disorder dengan frekuensi rendah dan/atau durasi terbatas: semua perilaku yang termasuk binge-eating disorder dilakukan, tetapi frekuensinya lebih rendah atau dilakukan kurang dari 3 bulan.
- Purging disorder : membersihkan tubuh dari makanan yang telah dimakan secara berulang dengan cara dimuntahkan secara paksa, menyalahgunakan obat pencahar dan diuretik, atau olahraga berlebih. Namun, subtipe ini tidak mengikutsertakan periode binge-eating.
- Night eating syndrome : episode makan malam yang berulang, seperti makan setelah terbangun dari tidur malam atau konsumsi makanan berlebihan setelah makan malam. Makan malam ini bukan karena pengaruh eksternal seperti perubahan siklus tidur- bangun individu.
Penyebab perilaku makan menyimpang ini terdiri dari beberapa faktor, faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku makan menyimpang seperti faktor psikologis, biologis, keluarga, sosial budaya, lingkungan dan perilaku. Faktor – faktor tersebut berinteraksi sehingga menyebabkan perilaku makan menyimpang. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor besar yaitu :
- Faktor personal : berkontribusi terhadap timbulnya gangguan yang berkaitan dengan berat badan, termasuk didalamnya faktor biologis (genetik, BMI, jenis kelamin, usia, tahap perkembangan), kognitif/afektif (sikap dan pengetahuan gizi), dan psikologis (keinginan untuk kurus, bentuk tubuh, self-esteem, depresi).
- Faktor lingkungan sosial : termasuk didalamnya norma sosial budaya ( pandangan mengenai kurus, kebiasaan makan), faktor keluarga ( pola komunikasi, harapan orang tua, perilaku diet orang tua dan saudara), teman sebaya ( perilaku diet, pola makan, perhatian terhadap berat badan), ketersediaan pangan, pengalaman kekerasan, dan pengaruh media.
- Faktor perilaku : yang termasuk didalamnya perilaku makan (pola makan, konsumsi fast food, variasi makan), perilaku diet/pengaturan berat badan (frekuensi diet, jenis dan cara yang digunakan), aktivitas fisik, perilaku coping (dengan kegagalan diet, dengan kekecewaan hidup), dan kemampuan berperilaku (kemampuan dalam merespons media).
Dampak dari EDNOS dapat berlanjut ke arah perilaku makan menyimpang yang lebih parah yaitu anoreksia nervosa atau bulimia nervosa jika tidak ditangani dengan baik, selain itu dapat juga mengakibatkan ketergantungan terhadap alkohol, obat – obatan dan depresi. (Mc,Comb,2001).
Sumber :
Brown, Judith E, et al. 2005 . Nutrition Through the life cycle 2nd edition. Thomson Wadsworth. Belmont.
McComb, Jacalyn., J. Robert., 2001. Eating Disorder in Women and Children Prevention. Stress Management and Treatment. CRC Press. Washington.
National Institute of Mental Health. 2006. Eating Disorder, Facts About Eating Disorder and the Search for Solution. https://www.nimh.nih.gov/health/topics/eating-disorders/index.shtml
Fikawati, S., Syafiq, A., & Veratamala, A. (2017). Gizi anak dan remaja. Rajawali Pers.
S. Cooperman, S. D. Gilbert. ”Living with Eating Disorders”. New York : Facts On File, Inc, 2009, p. 3.


Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.