Bintik Putih Di Kuku, Tanda Ada yang Kangen Kamu?

Apa itu Leukonikia?

Leukonychia atau leukonikia adalah istilah medis untuk bintik putih yang muncul pada kuku tangan atau kaki. Jenis leukonikia yang umumnya terjadi adalah punctata leukonychia, yang dapat sembuh walau tanpa melalui pengobatan. 

 

Penyebab 

Bintik putih pada kuku (leukonikia) dapat terjadi pada setiap orang, dari berbagai usia dan ras. Akan tetapi, terdapat beberapa penyebab yang dapat memicu timbulnya leukonikia, yakni sebagai berikut.

  1. Trauma

Bintik putih pada kuku dapat terjadi karena kerusakan pada area pertumbuhan kuku, tetapi bintik putih tersebut akan menghilang seiring pertumbuhan kuku. Beberapa aktivitas yang dapat memicu leukonikia adalah menggigit kuku, menggunakan sepatu/sandal yang terlalu kecil, melakukan manikur/pedikur, dan terbenturnya kuku dengan benda tumpul. 

2. Infeksi Jamur

Infeksi jamur pada kuku (onikomikosis) dapat menyebabkan munculnya bintik putih, yang biasanya terjadi pada kuku kaki. Selain itu, biasanya kuku kaki juga akan menebal, cenderung lebih rapuh, dan mengelupas. 

3. Efek Samping dari Obat-Obatan

Pengaruh efek samping obat terhadap munculnya bintik putih pada kuku masih cukup jarang ditemukan. Zat-zat atau perawatan yang dapat meningkatkan risiko timbulnya bintik putih pada kuku antara lain keracunan logam berat (misalnya timbal dan arsen), kemoterapi, dan penggunaan sulphonamides (obat untuk infeksi bakteri pada kulit). 

4. Penyakit atau Masalah Kesehatan Lain

Selain beberapa faktor di atas, terdapat beberapa masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi timbulnya bintik putih pada kuku, yakni diabetes, defisiensi zink dan zat besi, sirosis hati, penyakit ginjal kronis, dan gagal jantung. 

 

Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan tergantung pada penyebab leukonikia. Misalnya, jika bintik putih yang muncul cenderung menyebar dan dikarenakan jamur maka dapat menggunakan salep anti jamur. Selain itu, jika bintik putih muncul karena trauma/cedera dan tanpa gejala lain maka tidak perlu mendapatkan pengobatan, karena seiring berjalannya waktu, kuku dapat menyembuhkan diri dari leukonikia tersebut.  Hal ini dikarenakan sebagian besar leukonikia akan menghilang dengan sendirinya karena pertumbuhan kuku. 

 

Pencegahan

  1. Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan risiko cedera kuku, seperti menggigit kuku dan menggunakan alas kaki yang terlalu kecil.
  2. Pastikan tubuh mendapatkan cukup asupan zat besi dan zink, yang dapat diperoleh dari konsumsi sayur dan buah (bayam, brokoli, jagung, kangkung, aprikot, dll.) atau konsumsi suplemen jika dibutuhkan.
  3. Bagi sebagian orang, hindari penggunaan cat kuku yang mengandung alergen dan memicu timbulnya bintik putih kuku. 

 

Referensi:

American Academy of Dermatology website. 12 nail changes a dermatologist should examine. www.aad.org/public/everyday-care/nail-care-secrets/basics/nail-changes-dermatologist-should-examine. Accessed August 6, 2022.

Andre J, Sass U, Theunis A. (2020). Diseases of the nails. McKee’s Pathology of the Skin with Clinical Correlations. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier

Gollins, C. E., & de Berker, D. (2021). Nails in systemic disease. Clinical medicine (London, England), 21(3), 166–169. https://doi.org/10.7861/clinmed.2021-0243

Iorizzo, M., Starace, M., & Pasch, M. C. (2022). Leukonychia: What Can White Nails Tell Us?. American Journal of Clinical Dermatology, 1-17.

Oakley, Amanda. (2016). White Nail. https://dermnetnz.org/topics/white-nail . Accessed August 6, 2022. 

Written by akg

Leave a Reply