Vitamin D
Dalam menjaga kesehatan, manusia membutuhkan berbagai nutrisi untuk tubuhnya. Nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia secara umum dibedakan berdasarkan bentuk molekul nya, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah yang besar, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Berbeda dengan makronutrien, mikronutrien adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah yang sangat sedikit, tetapi memiliki peranan yang cukup besar bagi tubuh, seperti vitamin dan mineral. Terdapat berbagai jenis vitamin yang dapat menutrisi tubuh dan terbagi berdasarkan kelarutannya menjadi, vitamin yang larut dalam air dan lemak. Contoh vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan C. Sementara vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, dan K (Pomona, 2012). Nah, vitamin yang memiliki kaitan erat dengan sinar matahari adalah vitamin D.
Vitamin D adalah nama generik dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (Vitamin D2) dan kolekalsiferol (Vitamin D3). Prekursor (senyawa yang mendahului senyawa lain dalam metabolisme) vitamin D dalam bentuk fraksi (pecahan kecil) sterol ada pada hewan (7-dehidrokolesterol) dan tumbuhan (ergosterol). Kedua prekursor ini akan diubah oleh sinar ultraviolet yang ada pada matahari ke dalam bentuk provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol) melalui proses metabolisme dalam tubuh (Almatsier, 2001).
Vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari, makanan, dan suplemen. Namun, penting untuk diketahui bahwa matahari bukanlah sumber utama untuk mendapatkan vitamin D, matahari hanya membantu dalam mengubah prekursor menjadi provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol) (Almatsier, 2001). Oleh karena itu, kita juga harus mengonsumsi vitamin D yang terkandung di dalam makanan, seperti kuning telur, hati, ikan berlemak, susu terfortifikasi, dan margarin terfortifikasi (Nutrition Foundation, 2016). Manfaat yang dapat kita rasakan dari mengonsumsi vitamin D juga sangatlah banyak karena tidak hanya untuk menjaga kesehatan tulang saja, tetapi juga berfungsi untuk melawan penyakit, seperti sclerosis, penyakit jantung, dan mengurangi kemungkinan terserang flu. Selain itu, dapat mengurangi gejala depresi dan menurunkan berat badan dengan cara menekan nafsu makan (Wilson, 2020).
Metabolisme Vitamin D
Saat memasuki darah, vitamin D yang berasal dari kulit dan saluran pencernaan belum aktif. Untuk menjadi aktif, harus melalui proses perubahan biokimiawi berurutan berupa penambahan dua gugus hidroksil (-OH) terlebih dahulu dan di dalamnya terdapat peranan penting dari sinar matahari. Jika seseorang hanya mengonsumsi vitamin D saja dan kulitnya tidak pernah terpapar sinar matahari, maka vitamin D tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Reaksi pengaktifan vitamin D terjadi di dua lokasi, yaitu pertama di hati dan kedua di ginjal. Hasil akhirnya adalah bentuk aktif vitamin D berupa 1,25-(OH)2-D atau kalsitriol. Berikut tahapan dari metabolisme vitamin D di dalam tubuh (Almatsier, 2001) :
- Prekursor vitamin D terdapat di dalam makanan yang dikonsumsi dalam bentuk 7-dehidrokolesterol pada hewan dan ergosterol pada tumbuhan.
- Paparan sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet (UV) mengubah prekursor ke dalam bentuk provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol).
- Agar provitamin menjadi aktif, dilakukan penambahan dua gugus hidroksil.
- Gugus hidroksil pertama ditambahkan ke dalam hati membentuk 25-hidroksi-kolekalsiferol.
- Gugus hidroksil kedua ditambahkan ke dalam ginjal membentuk 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol (kalsitriol).
- Di dalam saluran cerna, kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor sementara pada tulang berfungsi untuk meningkatkan mobilisasinya.
- Sintesis kalsitriol diatur oleh kadar kalsium dan fosfor dalam serum.
- Apabila kalsium dalam serum rendah, hormon paratiroid (PTH) akan disekresikan untuk merangsang produksi kalsitriol oleh ginjal. Kadar konsumsi kalsium yang rendah akan mempengaruhi kadar kalsium dalam serum (menjadi ikut rendah).
- Kadar fosfat dari makanan yang dikonsumsi juga mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH dalam pembentukannya.
Sumber :
Almatsier, S., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Institute of Medicine, F. a. N. B., 2010. Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. Washington DC: National Academy Press.
Nutrition Foundation, B., 2016. Exploring nutrients. [Online]
Available at: https://www.nutrition.org.uk/healthyliving/basics/exploring-nutrients.html?start=4
[Accessed 4 July 2020].
Pomona, C., 2012. Macronutrients and micronutrients. [Online]
Available at: https://www.pomona.edu/administration/dining/health-wellness/macronutrients
[Accessed 4 July 2020].
Wilson, D. R., 2020. The benefits of vitamin D. [Online]
Available at: https://www.healthline.com/health/food-nutrition/benefits-vitamin-d
[Accessed 4 July 2020].

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.