Sebelum usia 6-9 bulan, usus bayi mudah ditembus protein asing. ASI mengandung sel antibody slgA dalam jumlah tinggi, antibody ini yang berperan melapisi permukaan usus bayi sehingga tidak mudah ditembus protein asing. Menurut Dr. Adesman,”Faktanya alergi ASI adalah hal yang secara biologis mustahil. Apa yang terjadi adalah si Kecil bisa mengalami reaksi alergi pada makanan yang Ibu konsumsi.”
Faktanya, tidak ada satupun bayi yang alergi dengan air susu ibunya. Ibu dan si Kecil memiliki kesamaan genetik hingga 50%, belum pernah ada reaksi antibodi terhadap susu yang dihasilkan oleh Ibu. Si Kecil bisa mengalami alergi dari makanan yang Ibu konsumsi, dimana saripati makanan itu terserap pada tubuh si Kecil melalui ASI. Misalnya, jika ibu mengosumsi makanan pedas, bisa jadi bayi sensitive terhadap makanan tersebut yang kemudian mempengaruhi rasa dan pengaruh berbeda kepada ASI. Beberapa jenis makanan yang bisa dihindari oleh ibu menyusui adalah telur, kacang-kacangan, makanan laut, cokelat, bawang, cabai, kafein, dan produk olahan susu. Biasanya, protein susu yang paling sering menimbulkan reaksi pada bayi.
Bila si Kecil mengalami alergi, jangan berhenti memberikan ASI namun hentikan makanan yang dapat menyebabkan terjadinya alergi tersebut. serta lanjutkan pemberian ASI, karena ASI mampu mengurangi reaksi alergi si Kecil.
Referensi :
1. Riordan J, Wambach K. Breastfeeding and Human Lactation, 4th edition. Jones and Barlett Publishers, 2010.
2. Handout #2 Colic in the breastfeed baby, written by Jack Newman MD, FRCPC, 2003.
3. Grimshaw K. Food Allergy Prevention. Current Allergy & Clinical Immunology, March 2012 Vol 25, No.1


Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.