BAHAYAKAH MAKAN MI PAKE NASI?
Mi instan merupakan makanan yang sangat mudah kita jumpai dan menjadi pilihan bagi banyak orang karena cara memasaknya yang praktis dan mudah. Akan tetapi, dalam sebungkus mi instan terdapat kandungan bahan tambahan pangan seperti sodium tripolyphosphat sebagai bahan pengenyal dan natrium benzoat sebagai bahan pengawet serta tartrazine yellow sebagai pewarna kuning pada mi instan. Salah satu kandungan yang sering disoroti dalam mi instan adalah natrium. Menurut World Health Organization (WHO), perlu adanya pembatasan konsumsi garam dapur hingga 5 gram sehari (ekuivalen dengan 2400 mg sodium). Mi instan belum dapat dianggap makanan lengkap (wholesome food) karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mi yang terbuat dari tepung terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi sedikit protein, vitamin dan mineral. Fungsi pemenuhan kebutuhan gizi mi instan hanya dapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis sayuran yang dapat ditambahkan adalah wortel, sawi, tomat, kol atau tauge. Sumber proteinnya dapat berupa telur, daging, ikan, tempe atau tahu. Akan tetapi, masyarakat Indonesia sering mengonsumsi mi instan bersamaan dengan nasi yang dianggap sebagai lauk. Hal tersebut dilatarbelakangi adanya budaya makan orang Indonesia yang menganggap seseorang belum makan apabila belum mengonsumsi nasi.
- Kandungan Gizi
Mengonsumsi mi instan bersamaan dengan nasi akan menghasilkan 510 kalori bagi tubuh, yang terdiri dari 130 kkal dari tiap 100 gram nasi dan 380 kkal dari 85 gram mi instan. Tentu saja angka tersebut dipengaruhi dari jenis nasi dan mi instan yang dikonsumsi. Mengonsumsi mi instan bersamaan dengan nasi akan menambah serat pangan dan vitamin B yang memang terkandung dalam nasi. Akan tetapi, hal tersebut tidak perlu dilakukan karena pada mi instan sudah terfortifikasi mikronutrien, seperti zat besi, asam folat, vitamin D, dan iodium.
2. Risiko Kesehatan
Mengonsumsi mi instan yang dicampur nasi dengan frekuensi yang sering dapat mengakibatkan obesitas (kegemukan). Hal ini dikarenakan mi mengandung karbohidrat sederhana, lemak, dan natrium tinggi. Oleh karena itu, jika dikonsumsi bersamaan dengan nasi secara terus menerus akan mengakibatkan obesitas, kenaikan kadar gula darah, dan kenaikan tekanan darah.
3. Saran
- Mi instan adalah makanan yang rendah protein dan serat, sebaiknya tambahkan lauk dan sayuran yang bernilai gizi.
- Meskipun mengandung vitamin fortifikasi, mi instan mengandung natrium dengan kadar yang tinggi. Ingat “dose make poison” artinya sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.



Referensi:
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. 2016. Butuh Berapa Banyak Garam Tubuh Kita Per Hari?. [online] Available at: <http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-penyakit/butuh-berapa-banyak-garam-tubuh-kita-per-hari > [Accessed 2 April 2022].
Ratnasari dan Wirawanna. 2012. GAMBARAN KEBIASAAN KONSUMSI MIE INSTAN PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN. Journal of Nutrition College. 1(1). pp86-92.
Sutrisna, Aang, et al. 2018. Iodine Intake Examination from the Consumption of Instant Noodles, Drinking Water, and Household Salt in Indonesia. Nutrition Journal. 10(3). pp324.
WHO, n.d. The Global Health Observatory. [online] Who.int. Available at: <https://www.who.int/data/gho/indicator-metadata-registry/imr-details/3082> [Accessed 2 April 2022].
USDA, n.d. Food Data Central. [online] US Departement of Agricultural. Available at: <https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/168930/nutrients> [Accessed 2 April 2022].
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.