Masyarakat Indonesia memiliki kecendrungan untuk makan makanan yang berminyak dan digoreng karena dianggap meningkatkan cita rasa makanan. Minyak goreng sendiri merupakan salah satu komponen penting yang baik bagi kesehatan karena mengandung sumber energi sebanyak 9 kal/gr dan membantu meningkatkan densitas kalori pada makanan. Minyak goreng yang direkomendasikan adalah minyak yang tidak digunakan lebih dari 2 kali untuk makanan yang sejenis/sama. Tapi sayangnya, harga minyak yang mahal dan banyak pedagang yang tidak inggin merugi membuat makanan ataupun jajanan yang dijual seringkali digoreng menggunakan minyak jelantah.
Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang digunakan berulang kali (>2 kali). Minyak jelantah memiliki penampakan warna yang lebih kecoklatan bahkan menghitam, beraroma dan berasa tidak enak dibandingkan dengan minyak goreng biasa. Minyak yang digunakan berulang kali tentunya dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selama proses pemanasan, minyak goreng akan mengalami proses oksidasi yang menyebabkan perubahan struktur kimia minyak itu sendiri sehingga merubah warna, aroma, fungsi dan manfaat minyak goreng. Bukannya membaik, justru penggunaan minyak ini dapat menyebabkan ketengikan yang dapat merusak struktur, kandungan gizi, dan mutu bahan makanan yang digoreng dan bersifat karsinogenik (kanker) jika sering dikonsumsi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan minyak jelantah dapat meingkatkan penyerapan lemak ke dalam makanan lebih tinggi dibandingkan dengan makanan yang digoreng dengan minyak biasa. Kadar protein, karbohidrat, air, vitamin, dan mineral pada makanan dapat menurun bahkan hilang saat menggoreng dengan minyak jelantah ini. Peningkatan kadar lemak (kolestrol) pada makanan yang digoreng tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah bagi kesehatan, seperti: hipertensi (tekanan darah tinggi), obesitas (kegemukkan), PJK (penyakit jantung koroner), stroke, bahkan kanker.
Oleh sebab itu, sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang menggunakan minyak jelantah dan gunakannlah minyak goreng tidak lebih dari 2 kali agar terhindar dari berbagai penyakit. Apa yang kita makan, seperti itulah gambaran diri kita 😉
Sumber:
Amalia, Retnaningsih, Johan. 2010. Perilaku Penggunaan Minyak Goreng Serta Pengaruhnya Terhadap Keikutsertaan Program Pengumpulan Minyak Jelantah Di Kota Bogor. Jurnal Ilm. Kel. & Kons., Agustus 2010, p : 184 – 189.
Sumekar, Chasanah, Dewi. 2016. Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penggunaan Minyak Jelantah Pada Penjual Gorengan Di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan Masyarakat – Vol. 09 No. 02/ September / 2016
Zahra, Dwiloka, Mulyani. 2013. Pengaruh Penggunaan Minyak Goreng Berulang Terhadap Perubahan Nilai Gizi Dan Mutu Hedonik Pada Ayam Goreng. Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 253 – 260
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.